RADAR TANGSEL RATAS-Satu tahun lewat Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan (Ben-Pilar) memimpin Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Tetapi, walikota dan wakil walikota yang diusung Partai Golkar dalam Pilkada Tangsel 2020 itu masih gagal mengatasi banjir.
Tidak hanya banjir, Ben-Pilar juga belum mampu mengatasi persoalan sampah di Tangsel. Hal itu seperti yang diungkapkan Sekretaris Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Tangerang Selatan, Emanuella Ridayati.
“Sejak dilantik menjadi walikota dan wakil walikota Tangsel, pada 26 April 2021, sampai saat ini, sudah 1 tahun lebih 1 bulan , Benyamin Davie dan Pilar Saga Ichsan belum mampu mengatasi permasalahan banjir dan sampah,” ujar Rida, sapaan akrab Emanuella Ridayati.
Kepada RADAR TANGSEL (ratas.id), baru-baru ini melalui keterangan resminya, Rida mengatakan, kedua masalah itu (banjir dan sampah) masih menjadi persoalan yang sering ditemui di Tangsel. “Bahkan, terkesan semakin menjadi,” cetusnya.
Srikandi PSI ini pun menjelaskan beberapa fakta: pada 30 April 2022 terdapat 10 titik banjir dan berdampak pada 1505 KK. Kata dia, baru-baru ini, pada 28 Mei 2022, banjir kembali menggenang di 9 titik Kota Tangsel.
“Tak ketinggalan, ruas-ruas jalan pun sering terendam banjir, seperti di Jalan Siliwangi Pamulang dan Jalan Raya Ciater,” ia menyoroti.
Wakil rakyat yang rajin menyerap aspirasi warga ini pun meminta walikota dan wakil walikota agar memprioritaskan permasalahan banjir. “Saya kira, pemerintah kota perlu memprioritaskan permasalahan banjir yang masih terjadi di Tangsel,” tandasnya.
Politisi perempuan PSI ini sempat memuji kemajuan pembangunan di Tangsel. Tetapi, ucap Rida, pembangunan itu tidak diimbangi dengan penanganan dampak pembangunan infrastrukturnya.
“Kita banyak melihat terjadi kemajuan pembangunan infrastruktur, tetapi sayangnya tidak diiringi dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang baik,” tegas Rida.
Anggota Komisi I DPRD Kota Tangerang Selatan ini juga berharap pada dinas terkait, seperti DPMPTSP agar dapat lebih ketat lagi dalam hal pemberian izin. “Karena, seringkali izin terlihat hanya sekedar dokumen formalitas,” kritiknya.
Selain izin, menurut Rida, pengawasan dan penindakan pelanggaran-pelanggaran yang sudah terjadi perlu untuk digalakkan. “Saya meminta pemkot melalui satpol PP dapat menertibkan pembangunan yang menyalahi aturan,” ia menandaskan.
Politisi perempuan PSI ini pun sangat berharap agar permasalahan banjir dapat diselesaikan dengan tanggap dan memperhatikan waktu agar masyarakat langsung merasakan dampaknya. “Walikota adalah manajer dari sebuah kota yang harus dapat secara bijaksana mencari jalan keluarnya secara menyeluruh, tepat dan nyata agar terlihat jelas dampak programnya,” Rida memberi saran.
Lalu, sambungnya, walikota perlu membuat kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mencari solusi banjir ini. “Tangsel tidak kurangan tenaga ahli. Tangsel sangat sanggup merekrut para ahli untuk menyelesaikan banjir dengan berbagai cara,” bebernya.
Nah, melihat realita bahwa Pemkot Tangsel, imbuhnya, memiliki kapabilitas untuk mencari solusi jangka panjang terhadap permasalahan banjir dan sampah. “Kami berharap, setidaknya produksi sampah dan intensitas banjir dapat ditekan demi kenyamanan seluruh warga Tangsel,” Rida meminta. (AGS)