Pengusaha dan Investor Abu Dhabi Optimistis Bakal Jalin Kerjasama dengan Indonesia

0
117
Pertemuan khusus Presiden Jokowi dan Erick Thohir dengan sejumlah investor serta pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Jumat (1 /7). ( foto: istimewa)

RATAS – Para pengusaha dan investor dari Abu Dhabi optimistis bakal menjalin bisnis dan kerjasama dengan Indonesia. Sebab, mereka melihat peluang bersinergi pada sejumlah proyek yang sedang dibangun oleh pemerintah.

Kabar baik tersebut disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, terkait pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi.

Adapun para pengusaha dan investor yang bertemu dengan Presiden Jokowi di Abu Dhabi yaitu National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Menurut Erick, setidaknya ada empat poin yang didiskusikan Presiden Jokowi dengan para pengusaha. Poin pertama adalah yang terkait dengan logistik udara. Erick menyebutkan, di era sekarang yang penuh ketidakpastian dalam hal logistik dan rantai pasok, Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

Erick melihat, Indonesia dan UAE bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Indonesia menjadi pusat dari supply chains karena kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain.

BACA JUGA :  Keikutsertaan Kaesang di Pilwalkot Depok Dicibir Netizen, Loyalis Jokowi: Kalau Nggak Suka Jangan Dipilih!

“Secara bersamaan, UAE bisa menjadi jendela Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri. Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi,” tutur Erick seperti yang dikutip setkab.go.id (1/7).

Poin kedua, mengenai ibu kota Nusantara (IKN). Erick menjelaskan bahwa Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Erick memandang bahwa pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

Kata Erick, tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Dengan demikian, Indonesia harus menyiapkan kota masa depan. “UAE sendiri sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya,” paparnya.

Poin ketiga, pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru atau blue economy. Menurut Erick, Presiden Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, tidak sekadar mengeksploitasinya.

BACA JUGA :  Satgas Waspada Investasi Kembali Blokir 13 Investasi dan 71 Pinjol Ilegal

“Kita mempunyai Raja Ampat. Kita juga punya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism,” tutur Erick.

Dan poin yang terakhir, dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

“Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu,” tandasnya. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini