RADAR TANGSEL RATAS-Mantan Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany diminta untuk tidak “ngebet” mencalonkan diri jadi gubernur Jakarta pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024. Mengapa demikian?
Hal itu dikarenakan, prestasi Airin di Tangsel masih “jeblok” alias jauh dari harapan masyarakat saat menjadi walikota. Dari pantauan RADAR TANGSEL ratas.id di lapangan, selama menjadi walikota dua periode, Airin belum menunjukkan prestasi yang luar biasa.
Prestasi Airin masih biasa-biasa saja. Malah, persoalan utama di Tangsel seperti banjir, sampah masih belum dapat diatasi Airin.
Hal itu seperti yang diungkapkan Yanto warga Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangsel. “Saya puluhan tahun jadi warga Tangsel. Selama Airin jadi walikota, tidak ada prestasi yang luar biasa. Banjir masih terjadi. Sampah apalagi. Belum sektor lainnya,” ujarnya, pada awak redaksi Kantor Berita RADAR TANGSEL ratas.id, baru-baru ini.
Untuk itu, ia menyarankan Airin agar tidak “ngebet” maju di Pilkada Jakarta 2024. ” Prestasi Airin masih jeblok di Tangsel. Harus ngaca dulu kalau mau nyagub di Jakarta,” tukas pemuda Tangsel ini.
Pria yang sangat mengikuti perkembangan konstalasi politik Jakarta dan sekitarnya ini mengatakan, Airin jangan mengedepankan “syahwat politiknya” tanpa “mengukur bajunya”. “Itu tadi saya katakan. Harus ngaca dan ngukur baju dulu dia. Di Tangsel saja masih kacau dan jeblok prestasinya. Kok, mau maju di Jakarta. Ingat, Jakarta itu keras. Kelasnya beda dengan Tangsel. Kalau di Tangsel saja Airin belum punya prestasi yang signifikan, yang luar biasa, terus apa yang mau ‘dijual’ ke Jakarta? Jangan gedein ‘syahwat politiknya’ doang, Airin,” kritiknya.
Sebelumnya, akademisi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Dr. Wiwik Sri Widiarty, S. H., M. H. menilai, kinerja Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany masih jauh dari memuaskan alias hanya dapat nilai 6.
Akademisi yang juga pengajar Program PascaSarjana (S2) Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan Universitas Borobudur itu menilai, kinerja Airin saat menjadi walikota Tangsel masih jauh dari harapan masyarakat.
“Saya melihat di era kepemimpinan Airin, Tangsel masih jauh dari harapan masyarakat. Kalau Anda tanya berapa nilai Airin, saya katakan 6 atau 6,5 lah,” ucapnya.
Pengajar Program Studi Magister Ilmu Hukum UKI ini mengatakan, banyak yang harus dibenahi di era kepemimpinan Airin ini. “Walikota Tangsel yang baru tentunya harus lebih baik lagi dari yang sekarang (Airin). Kemarin, jujur saja saya prihatin dengan kondisi Tangsel. Banyak keluhan warga. Dan ini harus dibenahi,” ucapnya.
Mantan wakil ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia DKI Jakarta ini menyebutkan, pelayanan publik kepada masyarakat Tangsel, misalnya belum maksimal dan harus lebih ditingkatkan. “Lalu, pada musim hujan begini banyak genangan air, infrastruktur juga banyak yang dikeluhkan masyarakat,” paparnya.
Akademisi yang pernah lolos seleksi administrasi calon komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan, kondisi Tangsel saat ini stagnan alias belum ada peningkatan signifikan. “Kecuali, kalau ada gebrakan yang luar biasa baru ada perubahan. Apalagi, di masa pandemi covid 19 seperti ini,” cetusnya.
Wiwik yang juga merupakan warga Cirendeu, Pisangan, Ciputat Timur, Tangsel ini pun meminta agar walikota cepat merespon segala keluhan dan persoalan di Tangsel. “Jangan warga teriak-teriak baru direspon,” tegasnya.
Ia mendesak walikota Airin harus merespon segala persoalan warga karena Tangsel ini wilayah pemekaran. “Tangsel sendiri banyak yang harus dibenahi karena merupakan wilayah baru (pemekaran) dan penduduknya padat. Walikota baru (Benyamin Davnie) harus lebih baik lagi,” harap wanita lulusan Master Hukum (S2) Universitas Indonesia (UI) ini.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, redaksi masih mencoba mengkonfirmasi Airin. (AGS)