RADAR TANGSEL RATAS – Otoritas Umum Penerbangan Sipil Arab Saudi (GACA) menyatakan membuka kembali wilayah udara negara kerajaan bagi semua maskapai penerbangan yang memenuhi syarat, termasuk maskapai asal Israel. Hal itu dirilis oleh GACA melalui Twitter-nya pada Jumat (15/7).
Menurut GACA, kebijakan tersebut diambil untuk mengkonsolidasikan posisi Kerajaan Saudi sebagai hub global yang menghubungkan tiga benua sekaligus untuk meningkatkan konektivitas udara internasional.
Seperti yang dikutip AFP, keputusan GACA itu diumumkan saat Presiden Amerika Serikat Joe Biden melangsungkan tur ke Timur Tengah. Sejumlah pihak meyakini salah satu tujuan utama Biden melawat ke Israel lalu ke Arab Saudi adalah demi mendorong kedua negara rujuk dan menormalisasi hubungan.
Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Saudi memang akan segera mengizinkan penerbangan tanpa batas di wilayahnya bagi maskapai Israel. Riyadh juga mengizinkan penerbangan charter langsung dari Israel bagi umat Muslim yang akan beribadah haji.
Sejumlah pihak menilai relasi antara Riyadh dan Tel Aviv makin terlihat jelas. Padahal, kedua negara masih belum memiliki hubungan diplomatik resmi imbas konflik Israel-Palestina.
CEO maskapai Israir, Uri Sirkis, mengatakan kepada stasiun radio Tel Aviv 103FM tentang prospek perluasan koridor penerbangannya dari Saudi. “Rute menuju timur Israel akan dipersingkat rata-rata dua jam. Ini akan menjadi era baru yang akan membawa Asia lebih dekat ke Israel,” papar Sirkis.
AS telah lama berharap agar Israel lebih diterima lagi oleh negara-negara Arab di kawasan. Sebab, Israel dan Arab Saudi menjadi dua sekutu utama Negeri Paman Sam di Timur Tengah.
Sesaat setelah mendarat di Israel, Biden berjanji dukungan kuat bagi Israel untuk lebih dilibatkan dalam geopolitik dan kerja sama di kawasan, terutama dengan negara Arab. “Kami akan terus memajukan integrasi Israel di kawasan Timur Tengah,” kata Biden di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, seperti yang dikutip USNews.com (14/7).
Biden juga menyatakan bangga melihat hubungan negaranya dengan Israel lebih kuat dan berniat memperkuat relasi tersebut lebih jauh lagi. Di samping itu, AS juga sudah lama berharap agar Israel lebih diterima lagi oleh negara-negara Arab di kawasan. Sebab, Israel dan Arab Saudi menjadi dua sekutu utama Negeri Paman Sam di Timur Tengah.
Bahkan dalam dua tahun terakhir, AS juga berhasil menjadi mediator normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Selama ini, relasi negara Arab dengan Israel terjegal konflik Israel-Palestina. Sebagai bentuk solidaritas atas penjajahan Israel terhadap Palestina, negara Arab termasuk Arab Saudi memutus hubungan diplomasinya dengan Tel Aviv.
Tapi, dalam beberapa tahun terakhir, Saudi dan Israel dikabarkan terus mencoba meningkatkan kerja sama meski secara diam-diam. Beberapa pejabat tinggi Saudi dan Israel juga sempat dikabarkan bertemu secara rahasia. (BD)