RADAR TANGSEL RATAS – Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada Juni 2022 meningkat signifikan dan mencapai 41 persen (year on year/yoy) dibandingkan dengan Juni 2021. Dengan angka tersebut, pemerintah optimistis dapat mencapai target penyaluran KUR 2022 yang diproyeksikan sebesar Rp 373,17 triliun.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto, total outstanding KUR sejak bulan Agustus 2015 hingga 30 Juni 2022 sebesar Rp 507 triliun dan diberikan kepada 35,96 juta debitur.
“Berdasarkan laporan yang diterima Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM dari penyalur KUR, sejak 2015 hingga 2022 juga terdapat sebesar 14,13 juta debitur atau 39 persen dari total debitur yang telah mengakses KUR, naik kelas ke tingkat pembiayaan yang lebih tinggi,” tutur Airlangga dalam Rapat Koordinasi terkait Evaluasi Pelaksanaan Penyaluran KUR pada Semester I-2022 di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (22/7).
Disamping itu, kata Airlangga, peningkatan juga terjadi pada jumlah debitur baru dengan capaian terbesar pada skema KUR Mikro yang melampaui 1,5 juta debitur setiap tahunnya sejak 2017 dan pada tahun 2021 meningkat signifikan mencapai 2,8 juta atau 68,72 persen dari total debitur baru pada seluruh jenis skema KUR 2021.
“Mengingat masih terdapat debitur KUR yang meminta relaksasi karena kegiatan usahanya belum sepenuhnya pulih, maka relaksasi kredit UMKM diusulkan untuk diperpanjang sampai dengan April 2024,” ungkap Airlangga.
Selain membahas mengenai capaian penyaluran, pemerintah juga membahas mengenai rencana penyaluran KUR dan kebutuhan anggaran subsidi bunga KUR pada 2023 dan 2024.
Guna mengakselerasi perluasan akses pembiayaan KUR bagi pelaku UMKM yang unbankable dan terdampak pandemi, serta membantu pemenuhan rasio kredit UMKM yang ditargetkan mencapai 30 persen dari total penyaluran kredit pada 2024, Pemerintah menetapkan target penyaluran KUR untuk tahun 2023 sebesar Rp 470 triliun dan untuk tahun 2024 sebesar Rp 585 triliun. (BD)