Mantab! Hyundai Tertarik Berekspansi Mobil Listrik dan RnD-nya di Indonesia

1
84
Hyundai Ioniq 5 menjadi mobil listrik pertama yang diproduksi di Indonesia, tepatnya di pabrik yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Model ini dirancang menggunakan platform Electric - Global Modular Platform atau E-GMP, serta dibuat semaksimal mungkin menggunakan material yang ramah lingkungan. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Executive Chairman Hyundai Motor Group, Chung Eui-sun, di Lotte Hotel, Seoul, pada Kamis (28/7).

Seperti yang dikutip laman presidenri.go.id, dalam pertemuan tersebut, Chairman Hyundai menyampaikan bahwa mereka akan melakukan ekspansi untuk mobil listrik serta research and development (RnD)-nya di Indonesia.

“Bapak Presiden juga menerima khusus dari Hyundai, Chairman dari Hyundai, kebetulan tadi menyampaikan bahwa mereka akan melakukan ekspansi untuk mobil listrik dan RnD-nya di Indonesia, itu masih dalam perencanaan,” ujar Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam keterangannya selepas pertemuan.

Hyundai sendiri telah memiliki pabrik kendaraan di Indonesia, yakni di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pabrik tersebut juga sudah mulai memproduksi mobil listrik Hyundai Ioniq 5.

Sementara Pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di kawasan Deltamas, Cikarang, Bekasi diresmikan Presiden Joko Widodo pada Maret 2022 lalu. Saat itu, Jokowi menyebut, Hyundai Ioniq 5 menjadi mobil listrik pertama yang diproduksi di Indonesia.

Pada 26 November 2019 yang lalu, Hyundai Motor Company dan pemerintah Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun pabrik manufaktur di Tanah Air yang sekaligus menjadi pusat manufaktur pertamanya di Asia Tenggara. Pabrik tersebut memiliki nilai investasi sekitar USD 1,55 miliar hingga 2030.

BACA JUGA :  Tolak UU Cipta Kerja, Mikrofon Hinca 'Demokrat' Mendadak Mati Saat Rapat Paripurna DPR

Selain itu, Bahlil mengatakan bahwa Hyundai juga tertarik untuk turut mengambil bagian dalam investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). “(Hyundai) juga akan ikut mengambil bagian dalam investasi di IKN, ini sesuatu hal yang positif,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/BKPM juga melakukan penandatanganan MoU dengan POSCO yang menurut Bahlil juga berminat untuk berinvestasi di IKN. Dengan demikian, sudah ada tiga perusahaan yang menyatakan minat untuk berinvestasi dan terlibat dalam pembangunan IKN.

“Jadi enggak benar itu kalau ada persepsi yang orang selalu meragukan apakah ada investasi untuk masuk ke IKN,” ungkapnya. (BD)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini