Miris! Kematian Gajah Bunting di Bengkalis Ternyata Akibat Diracun

0
73
Kondisi bangkai gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) berjenis kelamin betina dan dalam keadaan bunting yang ditemukan di kawasan konsesi PT Riau Abadi Lestari, Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Kamis (26/5). (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memastikan penyebab kematian gajah betina yang ditemukan di Bengkalis, Riau. Tim medis BKSDA Riau menemukan penyebab gajah bunting itu tewas adalah karena diracun.

“Kawan-kawan pasti masih ingat kejadian memilukan matinya satwa gajah (Elephas maximus sumatranus) betina pada 25 Mei 2022 di Desa Koto Pait Beringin, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis,” tutur Kepala BBKSDA Riau, Genman S. Hasibuan.

Sebelumnya, kata Genman, tim medis BBKSDA Riau telah melakukan nekropsi dan diketahui bahwa gajah dalam kondisi mengandung. Hasil sample nekropsi satwa malang itu dikirim ke Balai Verteriner, Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Dan hasil laboratorium menunjukkan bahwa gajah itu mati karena racun.

Genman menjelaskan, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasi bersama tim BBKSDA Riau, Balai Taman Nasional Tesso Nilo, dan pihak-pihak terkait lainnya sudah meninjau lokasi kematian gajah tersebut pada 23 Juli 2022.

Kata Genman, semua anggota tim melakukan diskusi di distrik Duri II PT Arara Abadi. Lalu, saat itu disepakati bahwa satwa gajah adalah merupakan aset negara.

BACA JUGA :  Polemik Kemunculan Ganjar di Tayangan Azan, KPI: Kami Tengah Melakukan Kajian

“Sehingga menjadi kewajiban semua warga negara dan semua pihak untuk bersama melindungi gajah. Saat ini kasus gajah mati itu dalam penanganan penegak hukum yaitu pihak Kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut,” tutur Genman.

Sementara, berdasarkan hasil neukropsi yang dilakukan oleh tim medis BBKSDA Riau, ditemukan media yang diduga sebagai media racun, yaitu buah nanas.

Menurut Genman, perlu membangun pola komunikasi yang terintegrasi antara stakeholder. Selain itu juga perlu pendataan kondisi pada areal ruang gerak gajah. Sehingga semua permasalahan yang ada di dalamnya bisa dipetakan. Selain itu, perlu juga internalisasi terhadap langkah-langkah yang akan dilakukan, terutama dalam hal mitigasi konflik.

Sebelumnya, seekor gajah ditemukan mati di dalam kawasan konsesi akasia PT Arara Abadi. Gajah hamil tersebut mati dengan kondisi memprihatinkan dengan mulut mengeluarkan darah.

Kapolsek Pinggir Bengkalis, Kompol Maitertika, saat itu mengatakan gajah pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja pada hari Selasa (24/5). Hasil pemeriksaan awal, terlihat gajah mati dengan posisi mulut mengeluarkan darah. Bahkan dari tubuh gajah sudah mengeluarkan bau busuk. (BD)

BACA JUGA :  Catat! Ternyata Indonesia Punya Gold Hydrogen yang Digadang-gadang Jadi Energi Masa Depan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini