RADARTANGSEL RATAS – Temuan Bunker Rp900 miliar yang kabarnya milik Irjen Pol. Ferdy Sambo dibantah oleh Polri setelah seminggu viral di media sosial. Setelah muncul bantahan tersebut, beredar sebuah video tumpukan uang dollar yang tersusun rapi di salah satu rumah.
Tumpukan dollar ada yang sudah dimasukan dalam koper berwarna silver. Ada juga yang ditempatkan di atas koper. Semua tersusun rapi.
Koper-koper mahal itu pun tergeletak menghiasi pintu lorong masuk. Belum bisa dipastikan, belum ada klarifikasi atau penjelasan dari Kominfo atau Kepolisian terkait video yang beredar itu.
Apakah benar uang-uang tersebut merupakan hasil sitaan dari bunker Ferdy Sambo?
Mabes Polri menepis adanya kabar tersebut. Melalui Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, informasi tersebut dinyatakan hoaks.
“Tidak benar itu, hoaks,” kata Dedi saat dikonfirmasi, Selasa (23/8).
Pekan lalu, Dedi juga menepis kabar soal adanya temuan bunker berisi uang sebanyak Rp900 miliar di kediaman Irjen Ferdy Sambo, tersangka kasus penembakan terhadap Brigadir J.
Tim khusus yang menangani kasus tersebut menyatakan informasi tersebut tidak benar.
“Berdasarkan informasi dari tim khusus yang melakukan penggeledahan di beberapa tempat Irjen FS, info soal bunker Rp900 miliar tidaklah benar,” kata Dedi, Sabtu (20/8/2022).
Dedi mengatakan, tim khusus memang melakukan penggeledahan di beberapa tempat — yang salah satunya rumah Ferdy Sambo. Penyidik pun melakukan penyitaan beberapa barang bukti dan tidak ada bunker berisikan uang Rp900 miliar sebagaimana kabar yang beredar.
“Apa saja yang disita itu untuk pembuktian nanti di persidangan. Timsus melakukan penyidikan dengan langkah pro justitia,” jelasnya.
Menanggapi isu yang beredar, Politisi Gerindra Arief Poyuono angkat bicara terkait fenomena yang mencuri perhatian publik.
Arief heran dengan klarifikasi atau bantahan yang disampaikan. Heran lantaran baru disebut hoaks setelah beredar dan menjadi bahan pembicaraan warung kopi.
“Kok berita Rp900 miliar sudah seminggu baru diklarifikasi itu hoaks, enggak dari awal awal ya. Maka mari kita gelengkan kepala,” ujar Arief Poyuono Selasa (23/8).
“Kalaupun benar (Rp900 miliar) itu dari judi online ya disita saja untuk negara. Untuk tambah-tambah subsidi BBM,” imbuhnya.
“Loh realistis saja kita. Memang pemain judi online mengganggu stabilitas ekonomi atau politik? kan nggak ya. yang main judi pasti yang ekonomi sudah mapan. Kalau yang nggak suka judi nggak main juga. Pemain judi kan rakyat juga yang harus diakomodir dong,” tuturnya.
Ketika ditanya bukannya judi haram dan dilarang agama? Arief Poyuono membalas dengan singkat dan cukup menohok. “Mabuk, korupsi juga haram mas,” timpal Arief.
Judi online sambung Arief, akan sulit diberantas. Jika beking aparat dan orang yang memegang kendali hukum juga bermain pada ranah ini.
“Sulit mas. Jika benar adanya beking-beking begitu. Rusak mental kalau sudah bermain pada ranah yang dilanggar. Pengen cepat kaya memanfaatkan lingkup jabatan akibatnya hukum jadi absurd. Yang kere nyolong ranting kayu disikat, yang bandar besar dilindungi,” sindir Arief Poyuono.
Jika judi online merambah kemana-mana sampai Kominfo dan aparat kepolisian saja kerepotan menanganinya, menurut Arief legalkan saja sekalian.
“Coba kita lihat, setahun saja dilegalkan. Nanti terlihat siapa yang tepuk tangan. Besarkan pajaknya, sekalian. Toh banyak negara yang melegalkan perjudian. Mereka menarik untung sebesar-besarnya. Daripada bikin resah dan ngerepotin, legalkan saja,” timpal Arief.(abd)
