Krisis Minyak Solar, Lebanon Terancam Mati Lampu Nasional

0
134
Selama beberapa tahun terakhir, Lebanon mengalami krisis ekonomi dan kekurangan bahan bakar. Krisis tersebut menyebabkan setengah penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan, melumpuhkan mata uang, kekurangan pasokan listrik, dan memicu demonstrasi besar-besaran menentang para politisi. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Pemerintah Lebanon sedang dikejar waktu agar seluruh wilayahnya tidak mengalami mati lampu massal. Penyebabnya adalah kurangnya pasokan gas oil (minyak solar) untuk pembangkit daya.

Seperti yang dilaporkan Arab News, Sabtu (27/8), penyedia daya Électricité du Liban (EDL) menyatakan bahwa pihaknya sedang bekerja keras sebelum mati lampu terjadi di bandara, pelabuhan, dan istana kepresidenan.

Masalah dipicu karena pembangkit daya Al-Zahrani kehabisan solar dan berhenti operasi. EDL lantas berencana menggunakan solar grade B ketimbang grade A. Hal itu sudah disetujui Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan Menteri Energi Walid Fayad.

Fayad juga menyebut ada rencana pengalihan minyak solar yang berasal dari pembangkit daya Al-Jiyeh dan Zouk.

Selain itu, pihak berwenang juga sepakat untuk mengurangi produksi di Al-Zahrani dari seitar 200 megawatts menjadi 40 MW agar bisa memasok listrik ke bandara, pelabuhan, penjara, pompa air, saluran pembuangan, universitas, parlemen, markas pemerintah, dan istana kepresidenan.

EDL juga mengaku masih menanti kiriman solar dari Irak, tetapi butuh waktu 20 hingga 30 hari. Produksi listrik EDL memang bergantung pada Irak, meski sudah ada pembicaraan kerja sama energi dengan Yordania dan Mesir.

BACA JUGA :  Presiden Prabowo "Bekingi" Andra Soni di Pilgub Banten 2024, Airin akankah "Tenggelam"?

Menteri Energi Walid Fayad menyatakan bahwa Lebanon juga bakal bekerja sama dengan Bank Dunia. Tapi rencana itu tertahan karena Bank Dunia menambah syarat, termasuk penambahan tarif. Hal itu butuh persetujuan dari Menteri Keuangan Lebanon.

Sempat ada kekhawatiran masalah mati lampu tersebut akan berdampak terhadap sektor telekomunikasi, tapi Plt. Menteri Telekomunikasi Johnny Corm mengatakan sektor itu tidak bergantung pada EDL untuk beroperasi.

Selama beberapa tahun terakhir, Lebanon mengalami krisis ekonomi dan kekurangan bahan bakar. Krisis tersebut menyebabkan setengah penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan, melumpuhkan mata uang, dan memicu demonstrasi besar-besaran menentang para politisi. Kekurangan mata uang asing juga membuat Lebanon sulit membayar pemasok energi luar negeri. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini