RADAR TANGSEL RATAS – Pejabat tinggi PBB untuk urusan kemanusiaan pada Senin lalu (29/8) menyampaikan informasi terkini tentang situasi ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan kepada Dewan Keamanan PBB.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, mengatakan hampir 19 juta orang di Afghanistan menghadapi kelangkaan pangan yang akut, termasuk enam juta orang yang berisiko mengalami kelaparan parah. “Tanpa layanan khusus, anak-anak ini (yang berada dalam situasi tersebut) akan meninggal,” katanya dengan tegas.
Seperti yang dirilis VOA Indonesia, Rabu (31/8), Griffiths menyampaikan laporan tersebut satu hari menjelang peringatan satu tahun penarikan mundur pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.
Menurut Griffiths, krisis demi krisis yang datang tanpa henti, termasuk musim kering selama tiga tahun, gempa berkekuatan 5,9 skala Richter, dan banjir bandang dahsyat yang melanda Afghanistan semakin mempersulit situasi yang sebelumnya sudah buruk, terutama bagi orang-orang yang tinggal di daerah dengan intensitas tinggi.
Jutaan warga Afghanistan, kata Griffiths, kedinginan dan kelaparan di musim dingin ini sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu. Lebih dari satu juta anak diperkirakan menderita kekurangan gizi paling parah dan mengancam jiwa serta bisa meninggal tanpa perawatan yang tepat.
Organisasi-organisasi bantuan menyerukan masyarakat internasional agar segera mengulurkan bantuan untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan.
Perebutan kekuasaan oleh Taliban di Afghanistan pada Agustus lalu menyebabkan bantuan internasional bernilai miliaran dolar terhalang masuk. Akibatnya, negara yang sudah sangat miskin itu, yang dirusak oleh perang, kekeringan dan banjir, harus bersiap menghadapi bencana kemanusiaan.
Pada tahun 2020 saja, ada sekitar 700.000 warga Afghanistan yang hidup dalam kondisi putus asa di pinggiran kota, di taman dan ruang terbuka, atau di mana pun mereka dapat membangun gubuk-gubuk darurat.
PBB telah menyiarkan seruan bantuan terbesarnya untuk satu negara senilai lebih dari 5 miliar US Dolar. Diperkirakan sekitar 90 persen dari 38 juta orang Afghanistan sangat bergantung pada bantuan itu. Setiap hari selama sepekan di bulan ini World Food Programme (WFP) membagikan jatah kepada hingga 500 keluarga dalam sehari.
Menurut Manajer Distribusi WFP, .Hussain Andisha, pada Januari nanti akan menyediakan bahan pokok untuk kebutuhan 2.250 keluarga di Pul-e-Alam, ibu kota Logar yang berpenduduk sekitar 23.000 orang.
Kata Andsiha, pemerintahan Taliban di Logar tidak ikut campur dalam upaya bantuan WFP tapi ikut mengamankan tempat-tempat distribusi makanan. (BD)