RADAR TANGSEL RATAS – Sebuah cerita mengharukan tentang seorang pastor menuntun syahadat seorang muslim yang tengah menghadapi ajal terjadi di salah satu rumah sakit di Purwokerto, Kabupaten Jawa Tengah. Pastor tersebut bernama Romo Boni Fausius Abbas.
Saat Romo Boni sedang berada di sebuah rumah sakit, tiba-tiba salah satu tenaga medis memberitahunya bahwa ada salah satu pasien yang berada dalam kondosi sakaratul maut atau hendak meninggal dunia.
Semula, baik petugas medis maupun Romo Boni mengira pasien yang hendak meninggal itu beragama Nasrani, Kristen, ataupun Katolik. Ternyata mereka mendapat info bahwa pasien yang dimaksud adalah seorang muslim.
“Saat itu pasien masih sadar,” tutur Romo Boni ketika menjadi pembicara dalam Sarasehan Budaya dan Buka Bareng Kerukunan Umat Beragama bertajuk ‘Wareg Bareng Kencot Bareng’ yang digelar umat lintas agama di Gereja Santa Theresia, Majenang, Cilacap Senin sore, 27 Mei 2019, seperti yang dirilis Liputan6.com (2/9).
Romo Boni tahu, ketika seorang muslim akan meninggal dunia, biasanya ia dituntun untuk mengucapkan kalimat Allah dan syahadat oleh pendamping rohani yang biasanya berasal dari kalangan keluarga atau pemuka agama Islam.
Masalahnya, pikir Romo Boni saat itu, jika ia mengucapkan syahadat, maka secara agama Katolik salah. Bahkan ia juga ragu jika dirinya yang penganut Katolik menuntun seorang muslim mengucapkan kalimat-kalimat suci dalam agama Islam.
Tapi, ia melihat tidak ada orang yang bisa menuntun si pasien muslim. Karena itulah ia bertekad menuntun si muslim mengucapkan syahadat atas nama toleransi.
“Saya berulang-ulang mengucapkan Asyhadu Allaa Ilaahaillallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammadarrosulullah. Saya ingin agar ia berada dalam keimanannya,” ungkap Romo Boni.
Setelah selesai menuntun pasien yang sakaratul maut tadi, Romo Boni pun kembali ke kamar perawatan tetangganya. Dua jam kemudian, ia dikabari bahwa pasien muslim yang dituntunnya tadi sudah meninggal dunia.
Romo pun berdoa agar pasien muslim tersebut meninggal dunia dalam iman dan Islam. Romo Boni yakin, apa yang dilakukannya tidak salah. Sebab, ia hanya ingin menolong agar saudaranya yang berbeda agama itu kembali kepada Tuhannya dalam keimanannya.
Menurut Romo Boni, agama adalah jalan menuju Tuhan. Agama yang berbeda menyebabkan jalan menuju Tuhan juga berbeda-beda. Tapi tiap jalan ini punya tujuan akhir yang sama, yakni Tuhan.
Tiap agama, kata Romo Boni, mengajarkan kebajikan yang sama, dan toleransi di antara agama bisa dibentuk jika ada dialog dengan keterbukaan menerima perbedaan. Ia juga yakin, perbedaan bukan berarti antar umat beragama saling bertarung. Agama mengajarkan untuk saling menerima dan menghargai.
“Agama tidak menyebabkan kita berkelahi. Dalam agama kita diajarkan untuk saling menghormati,” tutur Romo Boni. (BD)