Kekurangan Tenaga Kerja, Australia Tambah Kuota Pekerja Imigran Permanen

0
97
Masalah kekurangan tenaga kerja di Australia telah menyebabkan lonjakan inflasi. Australia kini bersaing dengan negara-negara maju lain, seperti Jerman dan Kanada, untuk menarik lebih banyak imigran berketerampilan tinggi. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Kekurangan tenaga kerja, pemerintah Australia terpaksa mendukung pencabutan ambang batas pendapatan untuk beberapa pekerja migran sementara. Jumat lalu, pemerintah Australia mengumumkan bahwa jumlah migran permanen akan ditambah 35 ribu sehingga menjadi 195 ribu untuk tahun ini.

Kebijakan mendatangkan lebih banyak lagi jumlah migran permanen itu diambil untuk mengatasi masalah kekurangan pekerja dan demi mengurangi ketergantungan pada pekerja jangka pendek.

Masalah kekurangan pekerja di Negeri Kanguru baru-baru ini antara lain dipicu oleh lamanya waktu pemprosesan pengajuan visa di Australia, yang menyebabkan sekitar satu juta calon pekerja terjebak dalam ketidakpastian sehingga memperburuk krisis tenaga kerja.

Aturan ketat serta eksodus pekerja musiman dan mahasiswa asing juga membuat pengusaha kesulitan merekrut pekerja agar bisnis mereka tetap berjalan.

Berbicara di televisi ABC, Menteri Keterampilan dan Pelatihan Australia, Brendan O’Connor, mengatakan bahwa pemerintah akan memeriksa peningkatan ambang pendapatan migrasi terampil sementara yang telah berada di angka 53.900 Dolar Australia setahun (Rp 546 juta) sejak tahun 2013.

BACA JUGA :  BigBox AI, Solusi Telkom untuk Birokrasi Lebih Cepat dan Efisien

“Saya pikir tindakan itu harus dilakukan,” tutur O’Connor, tanpa mengomentari apakah batas tersebut harus dinaikkan menjadi 65.000 Dolar Australia (Rp 660 juta) sejalan dengan kebijakan Partai Buruh kiri-tengah sebelum mengambil alih pemerintahan setelah pemilihan umum Mei.

“Ini adalah masalah yang kompleks dan kami perlu mencari tahu bagaimana cara terbaik menangani setiap sektor,” kata O’Connor.

Kekurangan staf, baik yang berketerampilan dan bergaji tinggi maupun bergaji lebih rendah, dialami oleh banyak perusahaan, kantor, ataupun instansi di Australia setelah pandemi Covid-19 menutup perbatasan negara itu selama hampir dua tahun.

Tingkat pengangguran Australia pun sekarang berada di dekat level terendah dalam 50 tahun terakhir, yakni di 3,4%, dan masalah kekurangan tenaga kerja telah menyebabkan lonjakan inflasi. Australia kini bersaing dengan negara-negara maju lain, seperti Jerman dan Kanada, untuk menarik lebih banyak imigran berketerampilan tinggi.

Untuk mempercepat proses pemberian visa, Menteri Imigrasi Australia Andrew Giles mengatakan pemerintahnya akan menyediakan dana 36,1 juta dolar Australia (Rp 365,76 miliar) untuk meningkatkan kapasitas staf sebanyak 500 pegawai selama sembilan bulan ke depan. (BD)

BACA JUGA :  Airnav Indonesia Kembali Raih Dua Penghargaan dari Ajang BUMN Award 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini