Luhut Persilakan Investor Asing Bangun PLTN di Indonesia

0
70
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), banyak keuntungan yang didapat dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), di antaranya terbukti dapat menghasilkan energi listrik dengan lebih efisien dengan emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi fosil. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus mengajak investor global untuk menanamkan modalnya pada sektor energi baru terbarukan (new renewable energy) di Tanah Air. Salah satunya yakni investasi pada sektor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Meskipun tidak terbarukan, tenaga nuklir menjadi alternatif energi bersih yang rendah karbon di tengah upaya transisi energi untuk meninggalkan bahan bakar fosil.

Menurut Luhut, investasi renewable energy di Indonesia saat ini masih sebatas untuk sektor energi panas bumi (geothermal), hydro, biomassa, maupun solar panel.

“Untuk renewable energy lain semisal pembangkit listrik tenaga ombak, gelombang pasang surut (tidak wave), biofuel, sampai nuklir yang belum berkembang, dipersilakan untuk diinvestasikan mengikuti permintaan global,” tutur Luhut dalam “F20 Climate Solutions Forum 2022,” Rabu (7/9).

Dikatakan Luhut, negara sadar bahwa ancaman perubahan iklim kini semakin menjadi besar. Oleh karena itu, pemerintah RI ingin modal asing yang masuk turut memperhatikan dampak terhadap lingkungan. “Sejalan dengan kepedulian kita terhadap bumi yang makin memanas, Indonesia ingin memastikan investasi yang masuk ramah lingkungan,” ujarnya.

BACA JUGA :  Jemaah Haji Sempat Telantar, DPR Kritik Kuota Haji yang Banyak Tapi Layanannya Tak Berkualitas

Menurut hasil pemetaan, potensi energi baru terbarukan di Indonesia mencapai 417 GW. Namun, tingkat utilisasinya saat ini masih sangat rendah dibanding total potensi new renewable energy di Tanah Air.

“Indonesia butuh support untuk mengakselerasi implementasi energi bersih. Ini dapat jadi kesempatan bagi investasi hijau membantu Indonesia untuk menjangkau target Indonesia net zero emission di 2060 atau lebih cepat,” tuturnya. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini