Ini Dia Alasan Kenapa PDIP Sulit Berkoalisi dengan Partai Demokrat

0
68
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa partainya memiliki kebijakan, agenda, dan suasana kebatinan pemilih yang berbeda dengan Partai Demokrat. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkap sejumlah alasan kenapa partainya sulit berkoalisi dengan Partai Demokrat di Pemilu 2024.

Dia mengatakan, PDIP merasa memiliki kebijakan, agenda, dan suasana kebatinan pemilih yang berbeda. Apalagi, perbedaan tadi diperuncing dengan pernyataan keras Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

“Ya ketika Rakernas II kan saya tegaskan bahwa ada dari aspek policy, dari aspek suasana kebatinan basis pemilih, dan kemudian juga bagaimana agenda bagi masa depan, itu kan berbeda,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (21/9), seperti yang dirilis Liputan6.com.

Hasto lantas menyinggung soal SBY yang mengaku mau “turun gunung” pada pemilu mendatang karena diduga ada kecurangan. Menurut Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bukan sosok suka naik turun gunung layaknya SBY.

“Ibu Mega misalnya sosok yang terus memberikan inspirasi, yang memberikan guideline. Ibu Mega bukan sosok yang suka naik gunung kemudian turun gunung, itu kan sudah berbeda. Sementara Pak SBY kan turun gunung berkali-kali,” tutur Hasto.

BACA JUGA :  Kasus Bos Cabul Ajak Tidur Karyawati untuk Perpanjangan Kontrak Kerja, DPRD Bekasi Desak Perusahaan Pecat Pelaku

Agenda kepartaian PDIP dan Demokrat hari ini pun berbeda. PDIP fokus turun ke bawah untuk membantu rakyat dan menjauhkan diri dari dinamika kontestasi politik yang tidak perlu.

“Sehingga dalam konteks seperti itu saudara-saudara sekalian, mari kita sebaiknya perkuat energi positif bagi bangsa. Saat ini fokus kita adalah untuk membantu rakyat turun ke bawah, jauhkan dari dinamika kontestasi yang tidak perlu,” kata Hasto.

“Bangsa ini dalam pendidikan saja ketinggalan dari Singapura, maka mari kita kedepankan suasana gotong royong, kita secara positif bagi bangsa dan negara untuk kemajuan bangsa. Ini yang didorong oleh PDI Perjuangan. Mengapa hari ini kami mengadakan kaderisasi, karena kami ingin mendidik kader-kader partai kami untuk menggelorakan energi positif itu,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku melihat tanda-tanda ada potensi kecurangan pada Pilpres 2024 yang akan datang. Ia membaca ada skenario memunculkan hanya ada dua pasangan capres-cawapres dalam pesta demokrasi tersebut.

SBY mengklaim tak asal bicara. Tanda-tanda itu muncul dari bisikan yang datang ke telinganya. Menurut dia, nantinya Pemilu 2024 hanya muncul dua poros. Dia menyebut, dua poros itu adalah pasangan yang dikehendaki oleh pihak-pihak tertentu.

BACA JUGA :  Gara-Gara Ego Sektoral Kronis, Keamanan Siber Indonesia Peringkat Ketiga Terbawah di G20

“Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka hanya dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka,” tutur SBY dalam video di akun TikTok @pdemokrat.sumut, seperti yang dirilis Liputan6.com (18/9).

Bahkan, sebagai partai yang saat ini berseberangan dengan pemerintah, kata SBY, Demokrat disebut-sebut tidak boleh berharap dapat mengajukan calon presiden dan wakil presidennya sendiri.

“Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan?” kata SBY. Meski demikian, dia tak menyebut siapa sosok ‘mereka’ dalam pidatonya tersebut.

SBY menegaskan, selama menjabat sebagai presiden dua periode, ia tidak pernah melakukan hal yang disebutnya sebagai kejahatan tadi. “Ingat selama 10 tahun dulu. Kita di pemerintahan. Dua kali menyelenggarakan pemilu, termasuk pilpres. Demokrat tidak pernah melakukan kebathilan seperti itu,” tandas SBY.

Dia menjelaskan, tindakan itu adalah sebuah kebathilan, karena pemilu bukan punya siapa pun, kecuali rakyat. “Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan dipilih, yang berdaulat juga rakyat,” ujar SBY. Oleh karena itu, ia mengaku siap untuk ‘turun gunung’ di Pemilu 2024 mendatang. (BD)

BACA JUGA :  RS Terbesar di Indonesia Timur Akhirnya Diresmikan, Jokowi: Anggaran Pembangunannya Rp 420 Miliar!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini