Tragedi Kanjuruhan: 130 Tewas dan 20 Orang Kritis, Ini Tragedi Terbesar Kedua di Dunia!

0
115
Pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir ricuh. Laga yang dimenangkan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, membuat suporter Aremania merangsak masuk pasca pertandingan. Suporter dan kepolisian pun bentrok sehingga gas air mata dilepas ke arah tribun penonton. Untuk sementara, 130 orang dinyatakan tewas. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Dunia persepakbolaan Indonesia kembali tercoreng atas terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga ‘Derby Jawa Timur’ pada lanjutan Liga 1-2022, Sabtu (1/10).

Seperti yang dirilis Detik.com, jumlah korban tewas akibat kerusuhan tersebut sudah menyentuh angka 130 orang, sedangkan 20 orang masih dalam kondisi kritis.

Seperti yang sudah diketahui, dalam laga tersebut, Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. Suporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya langsung mengamuk selepas laga.

Di situlah tragedi dimulai. Suporter dan kepolisian bentrok, sampai-sampai gas air mata dilepas ke arah tribun penonton. Para penonton kesulitan keluar, ada yang terinjak-injak, dan sesak nafas karena efek gas air mata. Laga sepakbola pun berujung menjadi Tragedi Kanjuruhan.

Menurut Kadinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Widodo, jumlah korban yang tewas atas peristiwa tersebut kini telah mencapai angka 130 orang. “Meninggal dunia terakhir 130 orang per pukul 08.32 WIB,” ungkap Wiyanto, dikutip dari Detik.com.

BACA JUGA :  Bekerja Sama dengan PPATK, Bareskrim Telusuri Aliran Dana Dalam Kasus TPPO di Myanmar

Wiyanto melanjutkan, 20 orang lainnya masih dalam kondisi kritis. “Luka ringan dan berat, 191. Luka-lukanya yakni memar, patah tulang beberapa, sesak nafas yang agak banyak,” tuturnya.

Bila melihat data kerusuhan dalam pertandingan sepak bola di seluruh dunia, praktis angka 127 korban jiwa langsung menempatkan tragedi di Kanjuruhan pada urutan kedua dalam sejarah sepakbola dunia.

Dikutip dari Priceonomics, kasus terbesar korban jiwa akibat kerusuhan di pertandingan sepak bola terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Estadion Nacional pada saat itu menggelar babak kualifikasi kedua Olimpiade Tokyo antara Peru vs Argentina.

Laga berlangsung rusuh usai wasit menganulir gol dari Timnas Peru. Seorang suporter kemudian masuk ke stadion dan memukul wasit, yang kemudian polisi secara brutal menghajar pria itu.

Kerumunan suporter pun kemudian tak terhindarkan. Perkelahian membesar dan berujung 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal, meskipun kemungkinan jumlah korban tewas lebih banyak.

Sebelum tragedi Kanjuruhan pecah, kejadian kerusuhan di Afrika adalah yang memakan korban jiwa terbanyak kedua. Insiden itu terjadi di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana, pada 9 Mei 2001.

BACA JUGA :  Ganjar Sebut Nilai Penegakan Hukum di Era Jokowi Malah Turun, Nusron Wahid: Itu Tanggung Jawab Mahfud

Para penonton berada di Accra pada malam itu untuk menonton pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko. Tim tamu unggul 1-0 mendekati akhir pertandingan, tapi tuan rumah mencetak dua gol untuk berbalik unggul pada laga tersebut.

Memasuki lima menit terakhir, para pendukung Asante Kotoko yang frustrasi mulai menjebol kursi dari tribun dan langsung melemparkannya ke lapangan. Polisi menanggapi aksi ini dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan yang menyebabkan kepanikan.

Tragedi diperparah oleh fakta bahwa gerbang stadion terkunci sehingga mengakibatkan orang-orang tidak bisa keluar stadion. Akibat insiden tersebut, 126 orang meninggal karena kekurangan oksigen.

Kasus tersebut membuat enam polisi didakwa atas pembunuhan. Pemerintah Ghana kemudian memberikan beasiswa khusus untuk anak-anak dari para korban.

Di belakang tragedi Accra ada kejadian memilukan di Hillsborough. Sebanyak 95 orang tewas akibat kerusuhan dalam laga Liverpool vs Nottingham Forest. Seorang lagi meninggal setelah mendapatkan perawatan sehingga menambah jumlah korban menjadi 96 orang. (BD)

BACA JUGA :  Lihat Rekaman 32 CCTV, Mahfud: Tragedi Kanjuruhan Ternyata Lebih Mengerikan dan Menyedihkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini