Atas Tragedi Kanjuruhan, Gilang Juragan 99 Minta Maaf dan Siap Biayai Pengobatan Korban

0
133
Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 selaku Presiden Arema FC meminta maaf dan menyesali terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan menangani seluruh biaya pengobatan korban yang terluka. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Gilang Widya Pramana atau Juragan 99 selaku presiden Arema FC memberikan pernyataan resmi atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (1/10).

Melalui Instagram, Gilang meminta maaf atas kegagalan panitia penyelenggara menjaga keamanan hingga laga usai. “Sebagai Presiden Arema FC, saya meminta maaf yang tulus kepada seluruh warga Malang Raya yang terdampak atas kejadian ini,” tutunya, Minggu (2/10), dikutip dari Suara.com.

Gilang juga menyesali terjadinya bentrokan antara Aremania dan para petugas kepolisian saat itu. “Saya sangat prihatin dan mengutuk keras kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang mengakibatkan seratusan lebih korban jiwa,” ungkapnya.

Tak lupa, ia juga menjelaskan bahwa manajemen Arema FC saat ini sudah berkomunikasi dengan pusat layanan kesehatan yang menangani korban tragedi Kanjuruhan. “Saat ini manajemen Arema FC terus berkoordinasi dengan pusat layanan kesehatan untuk mengurus korban,” ujarnya.

Atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Gilang berjanji bahwa dirinya bersama manajemen Arema FC akan menangani seluruh biaya pengobatan korban yang terluka.

BACA JUGA :  Disorot Publik Atas Tragedi Kanjuruhan, Kapolda Jatim Akhirnya Dimutasi, Polri: Tour of Duty

“Kami minta agar diberikan pelayanan maksimal dalam penanganan korban luka-luka. Kami juga minta agar pusat pelayanan kesehatan menyampaikan pembiayaannya kepada manajemen Arema FC,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, telah memicu kemarahan Aremania yang datang menyaksikan pertandingan.

Usai peluit panjang dibunyikan, salah satu Aremania turun ke lapangan untuk mengutarakan kekecewaan dan disusul yang lain.

Imbasnya, polisi langsung menembakkan gas air mata untuk mengurai massa. Sayang, asap dari gas air mata justru memenuhi tribun tempat Aremania yang tidak ikut melakukan protes.

Tembakan gas air mata jugalah yang diduga menimbulkan banyaknya korban jiwa dari Aremania yang masih berada di tribun suporter karena sesak napas.

Menurut data terakhir dari Dinkes Kabupaten Malang, 131 orang dinyatakan meninggal dunia dan 20 orang dalam kondisi kritis. Sedangkan cuitan akun Twitter @AremaFC menyebut korban meninggal dunia mencapai 182 orang.

Selain Aremania, dua korban meninggal dunia juga datang dari pihak kepolisian yang malam itu bertugas mengamankan pertandingan. (BD)

BACA JUGA :  Tragedi Kanjuruhan, Pakar Hukum Unair: Kapolda Jatim Harus Dijadikan Tersangka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini