RADAR TANGSEL RATAS – Menko Polhukam Mahfud MD ikut buka suara soal dugaan teror dan intimidasi terhadap para saksi mata tragedi Kanjuruhan yang hendak mengunggah video di media sosial. Hal itu disampaikannya saat diwawancara oleh Najwa Shihab di acara Mata Najwa.
Dikutip dari Suara.com, Najwa mengaku mendapatkan pesan tentang banyak intimidasi yang didapatkan oleh saksi mata. Begitu juga Mahfud, ia mengungkapkan mendapatkan pesan serupa dan mempertanyakan hal tersebut. Menurut Mahfud, aksi teror tersebut bisa saja dilakukan oleh sesama warga.
“Kan bisa orang yang meneror mungkin bisa sesama warga masyarakat, tapi juga bisa aparat,” ungkap Mahfud, seperti yang dilansir video kanal YouTube Najwa Shihab.
Meski demikian, Mahfud mengatakan intimidasi dan teror terhadap saksi mata harus diselidiki. Dalam kasus tersebut, kata Mahfud, korban maupun saksi mata diharapkan melapor supaya bisa ditangani lebih lanjut.
“Seharusnya jangan takut. Kenapa harus takut? Tapi kan gampang saja sebenarnya, Anda diteror melalui HP nomor berapa kalau itu WA atau pesan gitu. Nanti kita cari,” tutur Mahfud.
“Tetapi kalau hanya begitu kan banyak tuh video-video kadang kala narasinya beda dengan yang terjadi di lapangan. Terjadi kerusuhan tapi yang bersuara lain dari tempat, itu kan banyak temua-temuan di polisi,” lanjutnya menambahkan.
Mahfud menambahkan bahwa akan ada penyelidikan soal video-video yang beredar soal tragedi Kanjuruhan. Dia juga mengatakan video soal polisi di lapangan hingga CCTV saat tragedi juga akan diteliti. “Kami sedang memvalidasi itu semua dan nanti akan diumumkan,” ungkap Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud mengaku telah memiliki sejumlah rangkaian peristiwa soal kesalahan yang terjadi, baik di dalam maupun luar stadion Kanjuruhan.
Ia berharap masyarakar tidak perlu khawatir karena nantinya semua bukti hingga konstruksi kejadian akan diungkapkan sesuai apa yang terjadi di lapangan. Bahkan, menurut Mahfud, Presiden Jokowi pun sempat mempertanyakan soal penggunaan gas air mata di dalam stadion.
Mahfud membantah anggapan bahwa Presiden Jokowi hanya fokus pada pintu maupun tangga. Dia mengatakan bahwa Jokowi justru lebih perhatian terhadap gas air mata.
“Beliau bilang: 1. gas air mata, 2. profesional politis, 3. regulasi, 4. peran suporter, lalu penyelenggara. Semua itu diteliti, sampaikan ke saya dalam waktu singkat karena permasalahan sudah jelas,” tutur Mahfud, meniru ucapan Jokowi kepadanya.
Setelah perintah Jokowi tersebut, Mahfud mengaku tim sudah bekerja selama 24 jam setiap harinya.
“Jadi kami akan bersungguh-sungguh. Kita juga menyalahkan polisi untuk sementara itu. Oleh karena itu sudah diumumkan tersangkanya, sudah dicopot jabatannya,” ungkap Mahfud. (BD)