
RADAR TANGSEL RATAS – Putusan Partai Nasdem dengan mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden 2024 dipandang sebagian pihak sebagai tindakan yang tidak tepat secara etika politik. Terlebih Nasdem saat ini masih menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Menurut pandangan Ketua bidang politik Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Repdem, Simson Simanjuntak, tindakan Partai Nasdem yang mendeklarasikan calon presiden pada saat sekarang ini sangat menabrak etika dan fatsun politik.
Aktivis 98 itu menegaskan, seharusnya Nasdem fokus dalam membantu kerja-kerja pemerintahan Presiden Jokowi untuk mengatasi keadaan bangsa ini, bukan malah sibuk bermanuver politik.
“Nasdem kan bagian dari koalisi pemerintah, secara etika politik tidak pantas Nasdem nyelonong di tengah kondisi pemerintah lagi fokus seperti saat ini,” tuturnya beberapa waktu lalu, dikutip dari rmol.id.
Untuk itu, Simson menyarankan sebaiknya Partai Nasdem keluar dari koalisi pemerintah. Termasuk menarik kader-kadernya yang saat ini ada di Kabinet Jokowi-Maruf.
Wasekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim, mencoba menanggapi suara-suara yang mendesak partainya keluar dari kabinet Joko Widodo.
Menurut Hermawi, NasDem berkomitmen mengawal kabinet Joko Widodo dan Ma’ruf Amin hingga selesai di 2024. “Kalau ada suara yang mengatakan NasDem harus keluar dari kabinet, apa relevansinya? Kita kan berkomitmen mengawal Jokowi-Ma’ruf sampai akhir,” tuturnya, dikutip dari Tempo.co (10/10).
Hermawi lalu mempertanyakan partai-partai yang malah bersebrangan dengan kabinet, tapi tidak dipersoalkan. Menurutnya, ada kesalahan berpikir jika pihak tertentu mendesak NasDem untuk keluar dari kabinet.
“Kenapa yang tidak berkeringat tidak dipersoalkan? Kenapa partai-partai yang selama ini ada di seberang, dulu lawan kita, kenapa tidak dipersoalkan? Nah ini kan miss semua cara berpikirnya,” ujar Hermawi.
Ia berani memastikan bahwa pendeklarasian Anies Baswedan oleh NasDem tidak akan mengganggu kinerja kader partai di kabinet.
Ia mencontohkan Menteri Komunikasi dan Informatika yang merupakan kader NasDem, yakni Johnny G. Plate. Di hari deklarasi Anies, kata Hermawi, Johnny datang ke NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat. Tapi, Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, meminta Johnny untuk kembali dan mengikuti sidang kabinet.
Hermawi mengatakan saat itu Surya menjelaskan bahwa Johnny sudah diwakafkan untuk pemerintah. “Bahkan waktu deklarasi itu Johnny Plate, Sekjen NasDem, masih menghadiri sidang kabinet. Kita enggak ada relevansinya kita ganggu pemerintahan. Apa hubungannya?” ungkapnya. (BD)