RADAR TANGSEL RATAS – Tidak main-main, DPRD DKI Jakarta menyiapkan anggaran triliunan rupiah untuk mengatasi kemacetan di ibukota. Jakarta akan diguyur Rp 8, 5 triliun untuk mengatasi salah satu masalah utama yang menghinggapi warga.
Dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun 2023, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyiapkan anggaran sebesar Rp 8,5 triliun untuk penuntasan kemacetan Jakarta. Hal itu seperti yang diungkapkan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.
Kata politisi PDIP itu, dinas perhubungan (dishub) DKI Jakarta perlu mengkaji upaya mengatasi kemacetan tanpa memerlukan anggaran yang besar. “Seperti, melakukan rekayasa lalu lintas dengan efektif. Tentunya kita ingin tahu rekayasa lalu lintas apa yang diterapkan dalam konteks penyesuaian alokasi anggaran,” ujarnya, di Grand Cempaka Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022).
Anggota banggar lainnya,Taufik Zoelkifli menyarankan, anggaran tersebut dapat digunakan untuk memperluas jangkauan. Serta, meningkatkan kualitas pelayanan. “Dengan begitu, diharapkan pengguna kendaraan pribadi dapat beralih ke transportasi umum. Dengan dana Rp 8,5 triliun ini, saya berharap jaringan Mikrotrans dan JakLingko itu terus masuk ke daerah pinggiran,” ucapnya.
Yaitu, lanjutnya, daerah yang memang membutuhkan transportasi. “Mudah-mudahan, orang akan lebih banyak memakai itu dan dapat mengurangi kemacetan,” imbuhnya.
Politisi PKS, Ismail mengungkapkan kekhawatirannya akan postur anggaran yang dinilai tidak cukup untuk mengatasai kemacetan secara permanen. Namun, ia menegaskan, agar berhasil meminimalisasi kemacetan, pemprov diminta tetap memprioritaskan pengembangan teknologi “artificial intelligence”. “Yang berfungsi sebagai pembuat algoritma untuk menentukan lokasi akurat perpindahan kendaraan,” cetusnya.
Papar Ismail, di sini, ternyata ada restruktur yang cukup signifikan. “Saya khawatirnya upaya untuk mengatasi kemacetan ini sifatnya konvensional. Padahal, kita sudah mengarahkan untuk memanfaatkan teknologi IT seperti penggunaan ‘artificial intelligence’ karena kita punya ‘big data’ yang bukan sekedar mengumpulkan data, tapi bisa menghasilkan analisis” ungkapnya.
Penyebab kemacetan juga diungkap Farazandi Fidinansyah. Menurutnya, pengerjaan jaringan utilitas membuat sejumlah jalan mengalami kerusakan dan menyebabkan lambatnya waktu tempuh karena pengendara harus berhati-hati apabila melewati jalan tersebut. Sehingga, terjadi titik kemacetan.
Oleh karena itu, ia meminta seluruh dinas bersinergi mengatasi permasalah ini.
“Jalanan dibongkar-bongkar, akhirnya ini jadi salah satu potensi kemacetan. Tolong kerjasama dinas perhubungan terkait rekayasa lalu lintasnya agar semuanya tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya. (SOF)