RADAR TANGSEL RATAS – Revolusi Industri 4.0 dan digital ekonomi menjadi isu penting yang diangkat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rangkaian Pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang digelar di Phnom Penh, Kamboja.
Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa beberapa perusahaan multinasional di Indonesia telah ditunjuk sebagai percontohan global lighthouse di World Economic Forum (WEF).
“Indonesia siap mengusung sejumlah lighthouse projects sebagai wujud konkret dalam implementasi Revolusi Industri 4.0 secara inklusif di ASEAN,” kata Airlangga melalui siaran pers, Jumat (11/11).
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pada tataran bilateral, Indonesia telah mengimplementasikan kerja sama pembayaran digital Quick Response (QR) Code lintas negara.
“Indonesia akan terus memajukan agenda pemulihan dan integrasi ekonomi ASEAN di tengah arus transformasi digital, terutama dalam integrasi sektor keuangan,” tutur Airlangga.
Adopsi kode QR semakin berkembang tidak terbatas sebagai metode pembayaran tetapi juga digunakan secara luas, misalnya pelacakan status kesehatan. Ke depan, ASEAN didorong untuk memanfaatkan fasilitasi teknologi kode QR secara menyeluruh di kawasan.
Berkaitan dengan penyelesaian ASEAN Digital Economic Framework (DEFA), Indonesia mendukung penuh implementasinya di tahun depan. Menko Airlangga menegaskan bahwa Indonesia siap mendorong penyelesaian studi DEFA dan mulai dinegosiasikan pada 2023. Bahkan apabila memungkinkan, negosiasi tersebut juga dapat diselesaikan pada 2023.
“Setiap Negara Anggota ASEAN harus melakukan percepatan penyesuaian regulasi untuk dapat menyesuaikan perkembangan digitalisasi itu,” pungkas Airlangga.
Turut hadir mendampingi Menko Airlangga yakni Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Stafsus Menko Perekonomian Bidang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Internasional, Asdep KSE Regional dan Sub Regional Kemenko Perekonomian, dan Direktur Perundingan ASEAN Kemendag. (BD)