RADAR TANGSEL RATAS – Belakangan ini muncul tudingan bahwa Anies Baswedan telah berkhianat kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Persepsi itu datang dari internal Partai Gerindra yang menganggap Anies tak pandai berterima kasih.
Seperti yang sudah diketahui, Anies diusung Gerindra dan PKS saat ia maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Setelah jabatannya usai, Anies tiba-tiba langsung dideklarasikan oleh Partai Nasdem sebagai bakal calon presiden (capres) untuk Pilpres 2024.
Meski demikian, pengamat politik sekaligus pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, berpendapat bahwa tudingan Anies telah mengkhianati Prabowo bukanlah kesalahan dari Anies. Menurutnya, masalahnya justru ada di Prabowo itu sendiri.
“Persoalannya adalah kesalahan bukan pada Anies, tapi pada Prabowo yang selalu menginginkan menjadi calon presiden, tidak memberikan kesempatan kepada orang lain,” kata Refly dalam video yang diunggah di kanal Youtube pribadinya, Sabtu (10/12/2022), dikutip dari Wartaekonomi.co.id (11/12/2022).
Menurut Refly, Prabowo telah menjadi bakal calon presiden selama empat kali dalam jejak sejarah pilpres. Kemudian, ditambah dengan satu kali pilpres ketika dia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri lantaran tak berhasil mencukupi presidential thresold.
“Jadi, justru yang tidak etis menurut saya adalah Prabowo Subianto itu yang harus kita lihat ya,” katanya.
Meski demikian, Refly mengaku mendukung siapa pun anak bangsa yang memang siap menjadi calon presiden. “Yang saya sesalkan justru presidential thresold yang kemungkinan Anies bisa menjadi korban,” ungkapnya lagi.
Refly lalu menegaskan bahwa tak ada jaminan bahwa NasDem, PKS, dan Demokrat akan sepakat mendukung Anies atau mendaftarkan Anies ke KPU. “Tidak ada jaminan pula Prabowo Subianto bisa nyalon kalau seandainya dia diblokade oleh kekuatan istana untuk bisa menggandeng satu atau dua partai,” tutur Refly. (BD)