
RADAR TANGSEL RATAS – Sebagai partai besar, Golkar disarankan untuk menaturalisasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hal ini disampaikan oleh Direktur Agitasi dan Propaganda 2Indos, Syurya Muhammad Nur.
Dikutip dari Suara.com (1/1/2023), Syurya menyebut bahwa jika Golkar mau menang, partai itu bisa menaturalisasi Ganjar untuk melawan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Sebab, menurut Syurya, partai yang menaungi Ganjar, yakni PDI Perjuangan, tampaknya sudah mantap bakal mengusung Puan Maharani.
“Biarkan PDI Perjuangan mendukung Puan Maharani Ketua DPR Periode 2019-2024 pada Pilpres 2024 sebagai Capres. Sebab, sampai saat ini, PDI Perjuangan masih menitikberatkan Puan ketimbang Ganjar,” ujar Syurya, dikutip dari Suara.com (1/1/2023)
Padahal, menurut Syurya, Ganjar memiliki elektabilitas dan kinerja yang mumpuni sebagai seorang presiden mendatang. Sehingga menurutnya, akan menguntungkan jika Golkar mengusung Ganjar dengan menaturalisasinya dari PDIP.
“Golkar sebagai lokomotif KIB, saya sarankan segera menaturalisasi Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan dan segera mendeklarasikannya menjadi presiden demi kepentingan kemenangan partai dan koalisi,” tutur Syurya.
Seperti yang sudah diketahui, Golkar adalah bagian dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. Tapi hingga saat ini KIB belum menentukan pilihan capres mereka.
Syurya juga mengingatkan tentang adanya Pasal 12 huruf i Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
Pasal itu menyatakan bahwa partai politik berhak mengusulkan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, calon gubernur dan wakil gubernur, calon bupati dan wakil bupati, serta calon wali kota dan wakil wali kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, Syurya menegaskan, jika mengambil langkah menaturalisasi Ganjar, maka peluang Golkar menang lebih besar. “Golkar layaknya Timnas Sepakbola Argentina. Apalagi sudah sangat lama sekali partai tersebut menyandang gelar raja tanpa mahkota (runner up),” ungkap Syurya. (BD)