Miris! Komisi II DPR Sebut Banyak PNS Terlilit Utang, Gadaikan SK, Lalu Korupsi?

0
67
Banyak aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) yang terjebak utang karena minimnya literasi keuangan. Banyak juga dari mereka yang menyekolahkan atau menggadaikan Surat Keputusan (SK) pengangkatan untuk mendapatkan kredit dari bank atau lembaga keuangan non-bank. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Anggota Komisi II DPR RI, Guspardi Gaus, mengamati soal fenomena PNS yang menggadaikan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Negeri (SK) untuk melunasi utangnya. Fenomena ini dikhawatirkan menjadi pemicu PNS melakukan tindakan korupsi.

Dikutip dari ANTARA (31/1/2023), Gusparni Gaus mengaku prihatin melihat para PNS atau ASN yang terlilit utang atau penjaman kredit untuk memenuhi kebutuhan hidup atau bahkan gaya hidup.

“Kita merasa prihatin banyaknya PNS yang terlilit utang, dan bisa saja hal ini akan berakibat PNS akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan dana yang tidak sesuai dengan hukum seperti melakukan korupsi demi membayar cicilan kreditnya,” kata Guspardi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/1/2023).

Ia menengarai fenomena dan pengaruh gaya hidup dari PNS menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi mereka terperangkap pinjaman kredit.

“Gaya hidup yang konsumtif dan tidak terkendali menjadi tren bagi PNS untuk menggadaikan SK (surat keputusan) ke lembaga keuangan demi menutup pengeluaran bulanan yang terlalu tinggi, sehingga mereka tak menyadari telah banyak menarik pinjaman dari kredit,” ungkap Guspardi.

BACA JUGA :  Soal Pilpres 2024 Bakal Dua Putaran, KPU: Dananya Sudah Dialokasikan

Guspardi juga menilai PNS yang “menyekolahkan SK PNS-nya” ke lembaga keuangan terlilit pinjaman kredit lantaran PNS tersebut lebih banyak menggunakannya untuk menopang gaya hidup yang konsumtif.

Artinya, kata dia, dana pinjaman lebih banyak digunakan untuk memenuhi hasrat dan keinginan daripada kebutuhan yang dia perlukan, ditambah lagi dengan buruknya pengelolaan keuangan yang mengakibatkan mereka terlilit pinjaman.

Oleh karena itu, Guspardi berharap Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (PAN-RB) dapat membekali para PNS terkait pentingnya perencanaan keuangan.

Dengan cara tersebut, katanya lagi, diharapkan keuangan para PNS akan jauh lebih sehat yang berimplikasi pada meningkatnya performa kerja.

“Artinya perlu dibudayakan agar pengeluaran lebih diutamakan untuk memenuhi kebutuhan ketimbang mengikuti keinginan, atau jangan membeli berdasarkan keinginan, tetapi sesuai kebutuhan,” tutur anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini