RADAR TANGSEL RATAS – Hingga saat ini, PDIP belum menjalin kerja sama politik atau berkoalisi dengan partai mana pun. Padahal partai lain telah saling membentuk koalisi.
Gerindra misalnya bersama PKB membangun Koalisi Indonesia Raya. Sedangkan Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Terakhir, tiga partai yaitu NasDem, PKS, dan Partai Demokrat berencana mendeklarasikan Koalisi Perubahan.
Tapi, dikutip dari Detik.com (6/2/2023), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP tengah menunggu momentum terkait kerja sama antarpartai untuk Pemilu 2024. Ia pun mengungkit bahwa selama pemerintahan Presiden Jokowi, sudah ada tiga partai yang bergabung.
“Loh kan kita bekerja sama. Buktinya sekarang. Selama pemerintahan Pak Jokowi kami berbagi. Kalau kita mau ngotot sejak dulu, kita kelola sendiri. Tapi PDIP menyadari gotong-royong itu perlu. Maka kemudian ada Golkar dan ada PPP dan PAN yang bergabung,” kata Hasto pada wartawan di di Hotel Putri Duyung Ancol, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023).
Menurut Hasto, capres dari tiga kubu koalisi yang ada saat ini nantinya akan mengerucut menjadi tiga paslon capres dan PDIP akan ikut menentukan arah kerja sama parpol-parpol tersebut.
“Ya nanti akan mengerucut pada momentum yang tepat. Berbagai bentuk dialog tiga yang terjadi saat ini nanti akan mengerucut. Ya nanti akan jadi 2 atau 3 pasangan calon paling banyak, sehingga PDIP justru ikut menentukan ke arah mana kerja sama parpol itu terbentuk,” ujarnya.
Apalagi, kata Hasto, sekarang masih dalam situasi pemulihan pasca pandemi, kemudian persoalan Rusia-Ukraina belum selesai. “Sehingga pemilu akan diselenggarakan dalam prespektif yang ideal itu untuk mengurangi berbagai tensi politik, untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga gambaran pasangan 2 atau 3 calon itu sangat ideal,” tutur Hasto.
Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan PDIP tengah menunggu momentum terkait kerja sama antarpartai untuk Pemilu 2024. Menurutnya, PDIP tidak cocok bekerja sama dengan partai yang selalu melakukan impor.
“Kalau PDI kan dalam fakta-fakta empirisnya selalu bekerja sama dengan partai lain. Karena spirit gotong royong sebagai saripati dari Pancasila itu. Tetapi dalam kerja sama ini melihat momentum, ada kesesuaian ideologi, kesesuaian platform, kesesuaian desain terhadap masa depan, cara pandang terhadap masa depan,” ujar Hasto di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (3/2).
Hasto juga sempat mengatakan PDIP tidak merasa takut ketinggalan partai-partai lain untuk membentuk koalisi. Menurut Hasto, hal yang wajar jika saat ini partai saling membentuk koalisi.
“Loh PDIP sudah membentuk kerja sama dengan Pak Jokowi, Pak Ma’ruf Amin, di situ ada Partai Golkar, NasDem, PKB, PPP, PAN, Gerindra, itu kan kerja sama yang sudah dibuat oleh PDIP. Bahwa setiap partai dalam rangka pemilu 2024 melakukan berbagai pengerucutan itu hal yang wajar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hasto mengatakan PDI Perjuangan ingin bekerja sama dengan partai yang punya kesamaan visi-misi. Dia menyebut saat ini PDIP tengah fokus memperluas pemilih.
“Karena syarat untuk seorang presiden bisa terpilih itu kan 50 persen plus satu. Nah kalkulasi untuk mencapai 50 persen plus satu itulah yang dilakukan oleh PDIP,” tutur Hasto. (BD)