Ironis! Rumah Singgah Bung Karno di Padang Dirubuhkan Hingga Rata dengan Tanah, Pemilik Tak Tahu Sejarahnya

0
199
Penampakan cagar budaya Rumah Ema Idham di Jalan Ahmad Yani, Kota Padang, Sumatera Barat, sekitar bulan Agustus 2019, saat belum dirubuhkan (foto: tangkapan layar Google Maps).

RADAR TANGSEL RATAS – Sebuah rumah di Jalan Ahmad Yani No. 12, Kelurahan Padang Pasir, Kota Padang, Sumatera Barat, yang dulu pernah disinggahi Soekarno ternyata sudah dirubuhkan.

Saat ini, area di bekas lokasi rumah tersebut sudah dipagari dengan seng warna merah. Sudah tidak terlihat adanya aktivitas pekerjaan, karena bangunan sudah rata dengan tanah.

Seperti dikutip Detik.com (23/2/2023), Deli, salah seorang warga setempat menyebut rumah tersebut sudah dirubuhkan sejak dua minggu terakhir. “Sudah lama. Tidak ada lagi yang bekerja,” ungkap Deli.

Deli juga mengatakan tidak tahu informasi soal rumah tersebut sebelum heboh soal cagar budaya. “Saya baru tahu kalau rumah itu adalah cagar budaya, karena tidak terlihat ada tanda-tandanya,” tutur Deli.
Soehinto Sadikin, sang pemilik tanah, mengatakan tidak tahu kalau bangunan itu adalah bekas tempat singgah Bung Karno dan merupakan cagar budaya. Ia mengaku akan mendirikan restoran di tempat itu.

“Saya tidak tahu. Benar-benar tidak tahu,” ungkap Soehinto kepada wartawan. “Keterangan dari pemilik sebelumnya tidak ada. Tidak ada penjelasan,” ia menambahkan.

BACA JUGA :  Peringati Hari Pahlawan, ILUNI Menwa UI "Tabur Bunga" ke Makam Bung Hatta

Soehinto bercerita, ia membeli rumah tersebut pada tahun 2017 dari Andreas Sopandi, pengusaha Tionghoa Padang yang juga Ketua Himpunan Bersatu Teguh (HBT) Padang. Sebelumnya Andreas, rumah tersebut dimiliki oleh Fauzi Bahar, mantan Wali Kota Padang periode 2004-2014.

Soehinto berani meruntuhkan bangunan tersebut untuk kemudian hendak dijadikan restoran karena sudah mendapatkan izin dari Pemkot Padang. “Kami mengerjakan ini tentu ada dasarnya, sudah meminta Keterangan Rencana Kota (KRK). Bahwasanya di sini akan dibangun restoran,” ujar Soehinto

Ke depan, Soehinto mengatakam bakal berkoordinasi dengan Pemkot Padang untuk membahas solusi atas bangunan tersebut. “Apakah pembangunan tetap dijalankan atau tidak, kami tunggu arahan dari Pemkot bagaimana sebaiknya,” kata Soehinto.

Sementara itu, Sejarawan Universitas Andalas (Unand), Gusti Asnan, menyayangkan bangunan yang jadi bukti sejarah tentang kehidupan Bung Karno di zaman penjajahan dulu sudah dihancurkan.

“Ini sangat disayangkan, karena bukti sejarah Bung Karno pernah tinggal di Kota Padang saat ini telah rata dengan tanah,” kata Gusti kepada wartawan.

BACA JUGA :  Resmi Jadi Capres NasDem, Anies Mengaku Bakal Fokus Emban Tugas Sebagai Capres

Dia berharap ke depan nanti Pemkot Padang dan pihak terkait menata dan lebih memperhatikan benda-benda cagar budaya agar tidak terjadi lagi kejadian serupa.

Telah ratanya bekas rumah singgah Bung Karno itu juga membuat geram Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim. Ia mengaku akan turun tangan soal pembongkaran rumah singgah tersebut.

Menurut Nadiem, pembongkaran cagar budaya itu adalah perbuatan melawan hukum. Ia mengingatkan Pasal 105 UU No. 11 Tahun 2010 bahwa setiap orang yang sengaja merusak cagar budaya dapat dipidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 15 tahun.

Mengutip situs resmi Pemerintah Kota Padang, rumah yang berada persis di depan rumah Dinas Wali Kota Padang itu merupakan Rumah Ema Idham. Rumah itu didirikan pada tahun 1930, dan ditetapkan sebagai cagar budaya dengan Nomor Inventaris 33/BCBTB/A/01/2007. Dulunya, rumah tersebut merupakan rumah tinggal Keluarga Dr Waworuntu.

Rumah Ema Idham pernah digunakan sebagai rumah tinggal sementara oleh Bung Karno selama tiga bulan pada tahun 1942. Waktu itu, Bung Karno sedang dalam perjalanan dari Bengkulu, untuk diasingkan ke luar Indonesia oleh sekutu Belanda.

BACA JUGA :  Soal Ganjar atau Puan yang Bakal Dipilih, Pengamat Politik: Megawati Sudah Kantongi Nama Capres PDIP

Tapi, saat akan berangkat, kapal yang akan memberangkatkan Bung Karno rusak. Akhirnya pemerintah Belanda meminta Sukarno menuju ke Padang dengan mengendarai gerobak sapi, dan akhirnya menetap di rumah milik Ema Idham.

Selama tinggal di rumah tersebut, Soekarno menggunakan waktunya untuk menghimpun kekuatan melawan penjajah. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini