Megawati Dilaporkan ke Komnas Perempuan Terkait Soal ‘Ibu-Ibu Pengajian’, Sekjen PDIP: Pidatonya Harus Dilihat Menyeluruh

0
53
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan isi pidato Megawati Soekarno Putri di acara "Kick Off Meeting Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting" beberapa waktu lalu harus dilihat secara menyeluruh. Menurutnya, saat itu Megawati hendak mengingatkan bahwa ibu menjadi ujung tombak dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan pendidikan anak. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputeri yang dilaporkan ke Komnas Perempuan buntut ucapannya terkait pernyataan ibu-ibu pengajian.

Dikutip dari Suara.com (23/2/2023), Hasto menjelaskan bahwa hal yang disampaikan oleh Megawati dalam pidatonya harus dilihat secara menyeluruh. Menurutnya, apa yang disampaikan Megawati secara keseluruhan yakni mengenai persoalan stunting.

“Ya harus dilihat secara menyeluruh pidato Ibu Ketua Umum. Ibu Mega itu dalam sambutan tersebut, kan temanya tentang stunting, tentang bagaimana keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak untuk bersiap-siap menghadapi bencana,” kata Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).

Hasto menuturkan, Megawati dalam pidatonya sudah menyoroti tentang pendidikan anak, kemudian hingga tentang gizi. Untuk itu, ia menegaskan bahwa apa yang disoroti Megawati bukanlah terkait soal pengajiannya.

“Tentang pendidikan anak yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya melalui basis keluarga untuk menjadi pemimpin masa depan. Basisnya keluarga,” tandasnya.

BACA JUGA :  Soal Isu Jokowi Didesak Keluar dari PDIP, Hasto Kristiyanto Angkat Bicara

“Jadi bukan pada masalah pengajiannya. Itu suatu hal yang penting dikatakan dalam sambutan ibu. Saya pun ikut pengajian. Sehingga hendaknya mereka melihat secara komprehensif terhadap apa yang disampaikan ibu Mega. Dan juga melihat dengan tema-temanya,” Hasto menambahkan.

Kendati begitu, Hasto menyadari jika sekarang sudah memasuki tahun politik sehingga apa saja bisa dipermasalahkan.

“Kan sambutan ibu ada secara menyeluruh. Tapi ini kan tahun politik sehingga di situ Ibu mengatakan, maaf beribu maaf. Ibu menyampaikan suatu potret bagaimana perhatian ibu-ibu terhadap stunting itu menjadi kurang. Buktinya kita setelah Pak Jokowi melakukan berbagai upaya pun kita masih 22 persen yang terkena stunting,” tuturnya.

Di lain sisi, Hasto mengatakan, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi juga sudah melihat sisi positif dari pernyataan Megawati. “Itu kan juga sudah disampaikan oleh Wakil Menteri Agama Bapak Zainut yang menyampaikan hal-hal yang baik setelah melihat itu semuanya,” tuturnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dilaporkan ke Komnas Perempuan terkait isi pidatonya tentang ibu-ibu pengajian yang telah menelantarkan anak karena tak mampu mengatur rumah tangga.

BACA JUGA :  KPU Janji Bakal Revisi PKPU 10/2023 Soal Caleg Perempuan, Komnas Perempuan: Kami Akan Pantau Janji Tersebut

Menurut Pegiat Hak Asasi Manusia atau HAM Tri Wahyu, pernyataan Megawati saat itu sangat berlebihan. Ia bersama Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta meminta Komnas Perempuan secara kelembagaan mengkaji dugaan pelabelan negatif praktik bentuk ketidakadilan gender yang ada dalam pernyataan Megawati.

Tri Wahyu berharap kesimpulan kajian Komnas Perempuan dapat dipublikasi bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2023 mendatang.

“Apabila benar merupakan pelabelan negatif komunitas perempuan di Indonesia, Komnas Perempuan RI agar menegur secara tertulis ke Megawati Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN dan ditembuskan ke publik melalui konpers Komnas Perempuan RI,” tutur Tri Wahyu. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini