RADAR TANGSEL RATAS – Di tengah munculnya wacana duet Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, publik mempertanyakan bagaimana nasib Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang jauh sebelumnya sudah membangun koalisi dengan Prabowo.
Seperti yang dilansir Suara.com (18/3/2023), analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indrostrategic), Ahmad Khoirul Umam, menilai wacana duet Prabowo-Ganjar menjadi pukulan telak bagi Cak Imin sebagai rekan koalisi.
“Wacana koalisi besar Prabowo-Ganjar yang dimunculkan oleh Jokowi dalam acara panen raya di Kebumen pekan lalu, menjadi pukulan telak bagi Ketum PKB Muhaimin Iskandar,” kata Ahmad Khoirul kepada wartawan, Jumat (17/3/2023).
Menurut Ahmad Khoirul, wajar jika Cak Imin menyebut koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang digagas Gerindra dan PKB bisa bubar.
“Karena itu, wajar Cak Imin menyatakan sikap tegasnya, jika skema Prabowo-Ganjar kian matang, maka koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang telah disemai Gerindra-PKB akan bubar,” ungkapnya.
Ahmad Khoirul melihat skema duet Prabowo-Ganjar yang diasumsikan didukung oleh PDIP dan Gerindra, secara tidak langsung akan kembali menegasikan kontribusi partai islam. Kata dia, partai islam dipaksa hanya menjadi jemaah atau makmum saja dalam koalisi.
“Dalam konteks yang lebih spesifik, suara pemilih Nahdliyyin hanya dijadikan sebagai rebutan saja, sedangkan mesin politik Nahdliyyin seolah tidak diberikan peran memadai dalam ruang kompetisi kepemimpinan nasional,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ahmad Khoirul menyebut PKB yang merupakan partai berbasis ormas Islam dengan kekuatan suara terbesar hasil Pemilu 2019 lalu (sekitar 10 persen), seolah akan dipaksa untuk kesekian kalinya oleh kekuatan politik tertentu untuk mengalah dan mundur menjadi kontestasi Pilpres.
“Di Pilpres 2019 lalu, setelah proposal Cak Imin untuk menjadi Cawapres Jokowi bertepuk sebelah tangan, PKB hampir membentuk koalisi bersama partai lain untuk mengusung Gatot Nurmantyo-Muhaimin. Namun rencana koalisi itu terpaksa digagalkan karena Cak Imin berada di bawah tekanan kekuatan tertentu,” papar Ahmad Khoirul.
Saat ini, kata Ahmad Khoirul, ikhtiar PKB untuk maju dalam kontestasi Pilpres juga tengah dibayang-bayangi oleh tekanan serupa, yang akan memaksa PKB untuk tunduk pada perintah kekuasaan.
“Sikap tegas Muhaimin yang menyatakan koalisi Gerindra-PKB bakal bubar jika Prabowo-Ganjar menguat, merupakan bentuk ketegasan atas sikap Gerindra yang hingga hari ini terlihat masih bermain dua kaki (double standard),” ujarnya.
Sebelumnya, Cak Imin turut berkomentar soal wacana duet Prabowo dengan Ganjar untuk Pilpres 2024. Cak Imin menyebut jika duet itu terjadi maka otomatis koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) akan bubar.
“Ya berarti koalisinya bubar dong. Ya toh?,” kata Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (16/3/2023).
Cak Imin mengaku, hingga saat ini belum ada satu partai politik pun yang mengusung duet Prabowo-Ganjar untuk Pilpres 2024. PKB sendiri, kata dia, tak tertarik mengusung duet tersebut. “Saya belum mendengar satu partai pun yang mengusung itu. Dan PKB tidak tertarik mengusung itu,” tuturnya.
Kendati demikian, Cak Imin mengatakan KKIR masih tetap solid. Menurutnya, dalam internal koalisi belum pernah dibicarakan soal alternatif pasangan capres-cawapres.
“Sampai hari ini solid. Bahkan usulan pasangan baru alternatif belum pernah muncul dalam rapat-rapat kita dengan Gerindra,” ungkapnya. (BD)