RADAR TANGSEL RATAS – Dalam rangka membangun iklim riset di Indonesia yang kompetitif dan berdaya saing global, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hingga saat ini terus memperkuat kualitas SDM Iptek. Dua dari banyak jalan untuk mencapai target itu diantaranya melalui kolaborasi riset dan peningkatan kualifikasi pendidikan periset.
Kepala Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Sasa Sofyan Munawar sangat menyadari bahwa dua hal tersebut hanya bisa dilakukan jika terdapat perjanjian kerja sama dengan pihak terkait.
Latar belakang inilah yang akhirnya membawa PRLTB BRIN menginisiasi melakukan kerja sama riset dan inovasi dengan Sekolah Pascasarjana (SPs) Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bidang Sains dan Teknologi untuk Karakterisasi dan Remediasi Lingkungan serta Produksi Bersih.
“Target kinerja SDM kami tahun ini 50% harus doktor, saat ini kami baru 40%. 10% ini perjuangan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan dari master ke doktor, dan diikuti jenjang di bawahnya,” ujar Sasa dikutip dalam website BRIN di Jakarta, Minggu (4/2/2023).
Lebih lanjut, Sasa menjelaskan bahwa di PRLTB BRIN memiliki 17 kelompok riset mulai dari perencanaan dan pemodelan lingkungan sampai dengan rehabilitasi lingkungan. “Di tengahnya ada pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, produksi bersih, itu lengkap semua,” tutur Sasa.
Ada juga target yang cukup berat bagi periset, yaitu one personal paper. Oleh sebab itu, melalui kolaborasi riset dengan SPs IPB yang memiliki visi yang sama, dapat saling memperkuat dalam mencapai target publikasi.
Sasa berharap perjanjian kerjasama ini dapat menjadi wasilah atau jalan bagi teman-teman periset khususnya dari PRLTB BRIN bisa melanjutkan studi kejenjang selanjutnya.
Sementara itu, Dekan SPs IPB Anas Miftah Fauzi mengatakan bahwa SPs memang dapat melakukan kerja sama kolaborasi riset sejauh melibatkan mahasiswa pascasarjana.
“Jadi, topik-topik riset yang nantinya disepakati harus melibatkan mahasiswa pascasarjana secara teknis pelaksanaannya,” ujar Anas
Anas menambahkan bahwa jika dimungkinkan, kolaborasi riset ini juga dapat ditingkatkan menjadi riset konsorsium yang membuka peluang untuk mendapatkan pendaaan riset dari luar.
“Kalau melihat 17 kelompok riset yang ada di PRLTB BRIN, itu hampir semua ada di SPs IPB, tinggal pilih siapa masuk kemana,” ungkapnya. (BD)