RADAR RANGSEL RATAS – Cerita pilu dialami oleh perempuan TKI asal Karawang yang mencari nafkah di Timur Tengah. TKI bernama Dede Asiah itu mengatakan bahwa dirinya dijual seperti barang di Timur Tengah.
Seperti yang dilansir Suara.com (2/4/2023), Dede menceritakan situasi dan kondisi yang tengah dialaminya dalam sebuah video via TikTok. Ia mengaku tergiur datang ke Turki karena dijanjikan bakal mendapatkan sebuah pekerjaan layak dengan gaji 600 Dolar AS.
Tapi, setelah mendarat di Istanbul, Turki, ia malah dibuang ke Suriah, kemudian dijual seharga 12 ribu Dolar AS selama empat tahun tanpa sepengetahuannya.
“Tanpa sepengetahuan saya. Saya tahu dari majikan. Karena majikan saya bilang saya harus kerja di sini 4 tahun karena saya mahal,” ungkapnya.
Dede mengaku pekerjaan yang dibebankan kepadanya sangat berat. Bahkan ia sering sakit perut karena harus tetap bekerja meskipun baru saja melahirkan melalui operasi cesar.
“Saya pun dipulangkan ke kantor. Saya diistirahatkan seminggu= dua minggu, lalu saya dijual lagi. Lalu saya kembali kerja, perut saya sakit lagi karena pekerjaannya memang sangat berat. Tidur jam dua malam, bangun jam 6 jam 7 pagi,” ungkap Dede.
Dede lantas meminta tolong kepada KBRI Suriah. Tapi belum ada tanggapan terkait hal tersebut. “Di sini coba hubungi KBRI tidak ada tindakan,” ujarnya.
Dede pun mengaku bingung dan tak tahu harus meminta tolong kepada siapa. Keluhannya hanya bisa disampaikan kepada sang suami yang ada di Indonesia.
“Suami saya sudah bolak-balik minta bantuan ke pihak berwenang. Minta bantuan sana-sini sudah habiskan uang buat nolongin saya, tapi belum ada pertolongan dari siapa pun. Tolong bantu saya. Tolong bantu saya. Saya pengen pulang. Perut saya sakit. Terima kasih,” kata Dede sambil meneteskan air mata.
Terkait hal itu, Direktur Perlindungan WNI, Kemlu, Judha Nugraha, menegaskan pihaknya telah menangani kasus Dede sejak awal Februari 2023 dan telah melakukan langkah-langkah perlindungan.
“Kemlu dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus telah menangangi kasus DA sejak awal Februari 2023,” katanya dalam keterangan resmi secara tertulis.
Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan, kata Judha, yakni menjalin komunikasi dengan Dede. Dari pendalaman, diketahui bahwa Dede berangkat ke Damaskus pada awal November 2022 melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Dede juga diketahui sudah bekerja berpindah-pindah pada tiga majikan berbeda selama di Suriah. Sebelumnya, ia pernah memiliki pengalaman bekerja di Arab Saudi, PEA, dan Kuwait..
Judha melanjutkan, KBRI Damaskus telah berkoordinasi dengan otoritas Suriah untuk mengupayakan pemindahan Dede ke shelter KBRI Damaskus dan mengupayakan exit permit, serta memfasilitasi kepulangannya ke Indonesia.
“Kemlu juga mendorong pertanggungjawaban hukum terhadap agen pengirim di Indonesia, berkoordinasi dengan pihak Polri,” ucap Judha. (BD)