Waduh! WHO Sebut Satu dari Enam Orang Dewasa di Dunia Alami Kemandulan

0
156
Kemandulan bisa terjadi ketika sperma pada pria atau telur pada perempuan tidak dapat diproduksi, sehingga pembuahan tidak dapat terjadi. Biasanya, kemandulan disebabkan oleh gangguan kesuburan, baik pada pria maupun wanita. (foto ilustrasi: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Dalam laporannya yang dikeluarkan pada Senin (3/4/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar satu dari enam orang dewasa di dunia pernah mengalami kemandulan setidaknya sekali dalam hidup.

Seperti yang dilansir Reuters (4/4/2023), WHO mendesak negara-negara untuk aktif mengumpulkan data yang lebih konsisten tentang penyakit ini.

WHO mendefinisikan infertilitas sebagai penyakit pada sistem reproduksi pria atau perempuan yang didefinisikan sebagai kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi secara teratur.

Laporan tersebut juga menyoroti kebutuhan negara-negara di dunia untuk mengumpulkan dan berbagi data yang konsisten tentang kemandulan masyarakatnya, yang dipisahkan berdasarkan usia dan penyebab, serta informasi tentang mereka yang membutuhkan perawatan kesuburan.

Dalam laporan tersebut juga dijelaskan bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan sejak tahun 1990 hingga 2021, ditemukan hasil bahwa sekitar 17,5% orang dewasa di seluruh dunia mengalami ketidakmampuan untuk memiliki anak. Pejabat WHO mengatakan laporan itu dilakukan melalui beberapa pendekatan ilmiah.

BACA JUGA :  Miris! 490 Pengungsi Rohingya Muncul Lagi di Aceh, Sebagian Besar dari Mereka Ditolak Warga Setempat

“Sebagian besar orang yang terkena dampak menunjukkan perlunya memperluas akses ke perawatan kesuburan dan memastikan masalah ini tidak lagi dikesampingkan dalam penelitian dan kebijakan kesehatan,” kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

“Berdasarkan data yang kami miliki, kami tidak dapat mengatakan bahwa infertilitas meningkat atau konstan. Peneliti masih belum bisa menjawab pertanyaan itu,” katanya, sambil mengutip bahwa data dunia sejauh ini beragam dan tidak konsisten. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini