RADAR TANGSEL RATAS – Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kini sudah bebas dan tidak lagi mendekam di penjara. Kebebasan Anas disambut hangat para pendukungnya. Mereka memadati halaman Lembaga Pemasyarakatan alias Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Bahkan Anas sempat mengungkapkan pidato singkat. Pesannya sangat jelas. Dia tidak ingin membuat kegaduhan. Ia juga tidak ingin ada pertentangan dan permusuhan.
Meski demikian, Anas mengaku ingin tetap memperjuangkan keadilan usai mendekam 9 tahun 3 bulan di penjara. Kalau selama perjuangan tersebut ada pihak-pihak yang merasa termusuhi, kata dia, itu merupakan konsekuensi.
“Itu adalah konsekuensi perjuangan. Jadi sikap saya adalah persaudaraan dan persahabatan,” ujar Anas di Bandung, dikutip dari Bisnis.com (14/4/2023).
Banyak orang yang menganggap orasi singkat Anas itu sebagai pernyataan bahwa ia siap membongkar konflik politik yang telah membuat dirinya mendekam dipenjara selama beberapa tahun.
Di sisi lain, Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (BPOKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron, menilai Anas Urbaningrum tak memiliki niat untuk menimbulkan permusuhan setelah resmi bebas dari Lapas Sukamiskin Bandung beberapa waktu lalu.
Seperti yang dilansir Suara.com (14/4/2023), Herman menuturkan bahwa situasi memanas karena ada pihak yang berniat mengadu domba Demokrat dengan Anas. Kata Herman, ada Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) pimpinan Gede Pasek Suardika, yang justru mengadu domba Anas dengan Partai Demokrat.
Selain itu, Herman juga melihat ada pihak-pihak lain yang mengatasnamakan dirinya sebagai kelompok Sahabat Anas Urbaningrum. Koordinator dari kelompok tersebut adalah Muhammad Rahmad yang pernah menjadi juru bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.
“Besarkan saja PKN dan hentikanlah kubu Moeldoko untuk mengadu domba, ini kan yang membuat gaduh ya ini saja dua kubu itu,” kata Herman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/4/2023), dikutip dari Suara.com.
Alih-alih menyerang, Herman justru merasa kasihan kepada Anas. Sebab, kebebasannya itu malah dijadikan alat adu domba oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
“Anas sendiri menurut saya tidak adalah hal-hal yang tidak ingin bermusuhan dan lain sebagainya. Menurut saya kasihan Mas Anas,” ungkapnya. (BD)