RADAR TANGSEL RATAS – Konstelasi politik jelang Pilpres 2024 mulai menghangat. Koalisi partai yang telah dibentuk terancam bubar salah satunya KIB (Koalisi Indonesia Bersatu).
Seperti yang dilansir Suara.com (29/4/2023), KIB yang merupakan gabungan Partai Gokkar, PAN, dan PPP sudah tampak tak harmonis, terutama saat PPP tiba-tiba mengusung nama Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.
Salah satu pimpinan partai di koalisi KIB, Partai Golkar, seolah mencium aroma bermain dua kaki para anggota koalisi. Karena itu, Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto akhirnya mendatangi Puri Cikeas untuk menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Sabtu malam (29/4/2023).
Kedatangan Airlangga dan jajaran elite Golkar ke Cikeas disambut oleh putra SBY yang juga Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Kemudian adapula Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), kemudian Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky hingga Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng.
Sementara jajaran elite Golkar yang datang di antaranya Sekjen DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Firman Soebagyo, Bendahara Umum Partai Golkar Dito Ganindito, Ketua DPP Partai Golkar Airin Rachmi Diani, dan Ketua DPP Partai Golkar Ilham Permana.
Pertemuan SBY dengan Airlangga Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam hanya berlangsung sekitar satu jam. Pertemuan mereka berlangsung mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers tanpa dihadiri SBY.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bahwa dalam pertemuan yang singkat itu Airlangga menyempatkan diri melihat karya-karya lukisan SBY.
“Tadi di Perpustakaan Cikeas kami berdiskusi dan tentunya ini menunjukkan sebuah inisiatif yang baik antara dua partai yang memiliki kedaulatan dan independensi,” kata AHY.
Menurutnya, Partai Golkar dan Partai Demokrat tak putus menjalin kerja sama dari waktu ke waktu, terlebih pada saat SBY menjabat sebagai presiden di tahun 2004-2014.
AHY menjelaskan bahwa pertemuan kedua partai tersebut menyoroti demokrasi di Indonesia yang ia anggap akhir-akhir ini mengalami kemunduran, seperti halnya wacana pemberlakuan sistem proporsional tertutup dalam pelaksanaan Pemilihan Legislatif 2024.
“Sistem proporsional tertutup apa terbuka kita tidak ingin demokrasi kita mundur jauh ke belakang karena perubahan sistem yang fundamental,” ujarnya.
Kemudian, hal lain yang dibicarakan, yaitu mengenai konstelasi politik terkini. Menurutnya, dalam dua pekan terakhir terjadi dinamika politik yang cukup berpengaruh untuk Golkar dan Demokrat.
“Rasanya patut bagi dua partai ini Golkar dan Demokrat untuk duduk bersama dan juga membicarakan berbagai kemungkinan yang bisa kita hadapi ke depan, tentu semangatnya adalah bagaimana Indonesia lebih maju, sejahtera, demokrasi, yang juga semakin berkeadaban,” papar AHY.
Sementara itu, Airlangga menjelaskan bahwa ia hadir dengan membawa sejumlah pengurus partai agar merepresentasikan kehadirannya mewakili Partai Golkar.
“Saya menyampaikan bahwa Golkar terus membuka silaturahmi dan dialog dengan partai-partai politik, karena penting bagi Indonesia agar seluruh partai ini suasananya adem, dan kita memasuki pesta politik tidak dengan tegang, kita memasuki pesta politik dengan kebahagiaan,” kata Airlangga.
Ia mengatakan bahwa Partai Golkar dan Partai Demokrat memiliki filosofi yang sama dan pernah bersama di pemerintahan pada tahun 2004-2014.
“Ke depan, Partai Golkar dan Demokrat sepakat bahwa Pemilu itu bukan the winner take it all, tapi kita ingin Indonesia raya,” ungkapnya. (BD)