Political Statistics Indonesia Sebut Elektabilitas Prabowo Melesat, Efek dari Migrasi Simpatisan Jokowi

0
55
Berdasarkan hasil survei Political Statistics (Polstat) Indonesia, perlahan tapi pasti elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres kian melesat dibandingkan para kompetitornya. Dalam berbagai format pertanyaan kepada responden, Prabowo selalu leading signifikan di atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Dinamika politik nasional menuju Pemilu 2024 sudah makin semarak, seiring dengan aksi-reaksi yang terjadi di antara kekuatan yang akan memasuki gelanggang pertarungan. Safari politik para capres juga sudah mulai ramai, diikuti oleh hasil survei dari berbagai lembaga survei Tanah Air.

Lembaga survei Political Statistics (Polstat) Indonesia merilis hasil survei terbaru mereka tentang calon presiden (capres), sembilan bulan jelang Pemilu 2024. Salah satu temuan menarik dari survei Polstat kali ini adalah bahwa elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres kian melesat. Salah satu faktor penyebabnya adalah kian besarnya arus migrasi pemilih Jokowi untuk mendukung Menteri Pertahanan itu.

Dilansir dari Liputan6.com (20/5/2023), hasil survei Polstat Indonesia mengisyaratkan bahwa lambat tapi pasti elektabilitas Prabowo sebagai capres kian melesat dibandingkan para kompetitornya.

Dalam berbagai format pertanyaan kepada responden, mulai dari pertanyaan terbuka (top of mind), pertanyaan tertutup simulasi 10 nama, pertanyaan tertutup simulasi tiga nama, maupun pertanyaan secara head to head, Prabowo selalu leading signifikan atas para pesaingnya (khususnya atas Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan).

BACA JUGA :  Demi 'Selamatkan' Jokowi, Relawan Projo Tegas Tolak Wacana Penundaan Pemilu dan Tiga Periode

Ketika responden diajukan pertanyaan secara terbuka (top of mind) siapa tokoh nasional yang paling layak menggantikan Jokowi, secara spontan sebanyak 25,2% menyebut nama Prabowo. Nama Ganjar hanya disebut oleh 13,6% responden dan Anies hanya dipilih oleh 12,8% responden.

Setelah itu muncul nama-nama seperti Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurty Yudhoyono (AHY), Mahfud MD, Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Moeldoko, dan Muhaimin Iskandar, namun persentasenya tidak signifikan.

Kemudian ketika responden diajukan pertanyaan tertutup siapakah yang akan dipilih dari 10 nama tokoh yang ditawarkan Polstat Indonesia, 33,5% memilih Prabowo. Setelah itu Ganjar dan Anies bersaing ketat di posisi kedua dan ketiga. Ganjar dipilih oleh 19,6% dan Anies didukung oleh 19,4% responden.

Di posisi berikutnya adalah Ridwan Kamil dengan elektabilitas 5,4%, Agus Harimurty Yudhoyono (3,6%), Erick Thohir (3,2%), Sandiaga Uno (2,8%), Puan Maharani (2,4%), Airlangga Hartarto (2,2%) dan Muhaimin Iskandar (1,9%), serta undecided (6,2%).

Bahkan elektabilitas Prabowo semakin menguat ketika Polstat Indonesia membuat simulasi Pilpres hanya diikuti tiga nama saja. Tatkala kepada responden diajukan pertanyaan, siapakah yang akan dipilih jika saat ini dilaksanakan Pilpres dan hanya diikuti oleh Prabowo, Ganjar, dan Anies, sebanyak 39,2% responden mengaku memilih Prabowo, kemudian 27,1% memilih Ganjar dan 26,9% memilih Anies. Sementara 6,8% responden menyatakan belum punya pilihan (undecided).

BACA JUGA :  Pertemuan dengan Surya Paloh, Prabowo: Keputusan Politik NasDem Kita Hormati, Rakyat yang Akan Memilih

Terakhir, ketika Polstat Indonesia membuat simulasi head to head, semakin terlihat dominasi Prabowo atas dua kompetitor utamanya (Ganjar dan Anies). Saat kepada responden diajukan pertanyaan siapakah yang akan dipilih apabila Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Ganjar, sebanyak 52,3% menjatuhkan pilihannya pada Prabowo, lalu 35,8% memilih Ganjar dan sisanya (11,9%) mengaku belum punya pilihan.

Prabowo juga leading jauh atas Anies Baswedan dalam simulasi secara head to head. Ketika Polstat Indonesia mengajukan pertanyaan kepada responden, siapa yang akan dipilih jika Pilpres dilaksanakan saat ini dan hanya diikuti oleh Prabowo dan Anies, sebanyak 54,6% mengaku akan memilih Prabowo dan hanya 34,5% yang memilih Anies. Sementara 10,9% responden mengaku belum punya pilihan (undecided).

“Ada lima faktor penyebab elektabilitas Prabowo melesat. Pertama, dalam tiga bulan terakhir terjadi migrasi dukungan yang cukup signifikan dari relawan dan simpatisan Jokowi di akar rumput. Mereka yang semula akan mendukung Ganjar ternyata pada akhirnya menjatuhkan pilihan kepada Prabowo.

BACA JUGA :  Airin Mengaku Kagumi Sosok Megawati: Presiden Perempuan Pertama

Kedua, efek dari pertemuan Prabowo dengan sejumlah tokoh nasional. Kebanyakan tokoh-tokoh itu pada Pilpres 2014 dan 2019 adalah pendukung Jokowi, namun kini mereka secara terbuka mendukung Prabowo menghadapi kontestasi Pilpres 2024 nanti,” kata Peneliti Senior Polstat, Apna Permana.

“Ketiga, publik nampaknya mulai menyadari bahwa untuk melanjutkan kerja besar Jokowi Indonesia harus dipimpin oleh seorang negarawan yang kuat, berani, visioner dan teruji leadership-nya, bukan seorang tokoh populer yang semata-mata dibesarkan oleh media sosial.

Keempat, Prabowo nampaknya dinilai publik sebagai sosok negarawan yang mengutamakan persatuan bangsa dan kepentingan nasional, serta cenderung menghindari konflik dengan para kompetitornya.

Dan kelima, berdasarkan analisis media monitoring terlihat bahwa sentimen positif terhadap Prabowo kian menguat sementara sentimen negatifnya terus menurun dari waktu ke waktu. Ini menegaskan bahwa Prabowo semakin diterima oleh publik luas,” Apna menambahkan. (BD)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini