Nilai Ekspor Besi, Minyak Kelapa Sawit, Serta Batu Bara Merosot, Padahal Tiga Tahun Lalu Sumbang Devisa Cukup Besar 

0
70
Komoditas andalan ekspor yang mengalami kemerosotan secara nilai adalah batubara yang kini sudah hanya sebesar US$ 3 miliar dari sebelumnya mampu di level kisaran atas US$ dolar tahun lalu. Dari sisi volume pun sudah merosot ke level 31,6 juta ton dan harganya menjadi US$ 160,5 per metrik ton. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Harga jual tiga komoditas unggulan ekspor Indonesia, yakni besi dan baja, minyak kelapa sawit, serta batu bara, terus mengalami kemerosotan selama beberapa bulan terakhir.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor besi dan baja terus mengalami penurunan. Pada Mei 2023 nilainya sudah sebesar US$ 2,02 miliar, lebih rendah dari April 2023 US$ 2,16 miliar.

“Selama tiga tahun terakhir besi dan baja cukup signifikan beri devisa ke negara kita, nilainya itu bervariasi, tapi untuk khusus Mei itu ada kecenderungan menurun,” tutur Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, saat konferensi pers secara daring, Kamis (15/6/2023).

Edy menuturkan, terus merosotnya nilai ekspor besi dan baja itu dipengaruhi oleh harganya uang juga terus merosot. Per Mei 2023, kata Edy, harganya sudah ke level US$ 105,2 per metrik ton, turun sekitar 10,43% mtm dan 19,86% yoy. Padah dari sisi volume ekspornya naik menjadi 1,5 juta ton.

“Jadi besi dan baja meski secara nilai dibanding bulan sebelumnya April ada penurunan tapi secara volume ada tren kenaikan bahkan kalau kita lihat dari Januari sampai Mei,” ungkap Edy.

BACA JUGA :  Ironis! Uang Dinas Komisi Pemberantas Korupsi Malah Dikorupsi Pegawainya Sendiri: Rp 550 Juta

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa komoditas andalan ekspor yang mengalami kemerosotan secara nilai adalah batubara yang kini sudah hanya sebesar US$ 3 miliar dari sebelumnya mampu di level kisaran atas US$ dolar tahun lalu. Dari sisi volume pun sudah merosot ke level 31,6 juta ton dan harganya menjadi US$ 160,5 per metrik ton.

“Kalau kita lihat secara price batu bara di pasar global kami catat Mei sebesar US$ 160 per metrik ton, secara volume trennya Mei ada sedikit penurunan dibanding bulan sebelumnya,” tutur Edy.

Dan yang terakhir, kata edy, adalah komoditas minyak kelapa sawit, yang hingga Mei 2023 nilai ekspornya sudah ke level US$ 1,5 miliar. Padahal pada pertengahan 2022 atau sektiar bulan Agustus nilai ekspornya hampir menyentuh level US$ 4 miliar.

Edy melihat, turunnya nilai ekspor minyak kelapa sawit itu tidak terlepas dari penurunan harganya yang kini telah berada di level US$ 934,1 per metrik ton meskipun dari sisi volume mulai ada kenaikan ke level 1,6 juta ton pada Mei 2023.

BACA JUGA :  Induk BUMN Bidang Pertambangan 'Mind ID' Rombak Jajaran Direksi dan Komisarisnya

“CPO sebetulnya price-nya cenderung datar mulai di pertengahan tahun lalu sampai tahun ini, sehingga volumenya dari Januari sampai Mei ada penurunan tapi khusus Mei ada kenaikan dibanding April,” tuturnya. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini