Edan! Proyek Properti Megah Senilai Rp 1.500 Triliun di Malaysia Terancam Jadi Kota Mati

0
209
Forest City awalnya direncanakan bakal menjadi kota buatan yang terdiri dari 4 pulau buatan di Selat Johor yang menghubungkan Malaysia dengan Singapura, dan menjadi tempat bagi lebih dari 700.000 penduduk. Tapi, sekarang Forest City terancam jadi kota mati. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Proyek properti megah di Malaysia, Forest City, terancam jadi kota mati. Proyek yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 100 miliar atau setara Rp 1.500 triliun itu dibangun oleh pengembang properti China yang tengah terpuruk, Country Garden.

Seperti yang dilansir Bloomberg, Selasa (29/8/2023), Forest City terancam menjadi kota mati akibat krisis utang yang sedang dialami oleh pengembangnya, Country Garden. Bahkan, proyek ini juga menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan sepanjang 10 tahun sejarahnya.

Forest City direncanakan bakal menjadi kota buatan yang terdiri dari 4 pulau buatan di Selat Johor yang menghubungkan Malaysia dengan Singapura. Kota buatan itu direncanakan menjadi tempat bagi lebih dari 700.000 penduduk. Tapi, perjalanan menuju impian itu tidaklah mulus.

Tantangan pertama berupa perlawanan politik dan masalah regulasi. Dalam 6 bulan sejak dimulainya proyek ini pada tahun 2014, pembangunannya terhenti karena pihak regulator Malaysia meragukan dampak lingkungan dari proyek ini.

Bahkan, pemerintah Singapura juga mengungkapkan keprihatinan terhadap dampak Forest City terhadap perbatasannya yang berdekatan dengan Malaysia.

BACA JUGA :  Geger! Ada Wanita Umrah Mengenakan Pakaian Ihram Laki-laki di Masjidil Haram

Kemudian tantangan berikutnya datang dari pandemi Covid-19 yang menghentikan hampir semua aktivitas. Pembangunan dihentikan dan banyak warga asing yang tadinya tinggal di Forest City memutuskan untuk meninggalkan kota itu. Jelas, dampak pandemi terhadap pasar real estate sangat dialami oleh Forest City.

Dan yang menjadi tantangan terbesarnya adalah sisi finansial. Pengembang Country Garden dilaporkan terlilit utang sebesar Rp 2.875 triliun yang mengancam pembangunan proyek ini.

Meski demikian, mereka masih optimistis dengan mengklaim bahwa 80% dari unit perumahan di Forest City telah terjual.

Pertanyaannya adalah apakah Forest City benar-benar akan menjadi komunitas yang berkelanjutan atau hanya tempat kedua bagi pemilik properti dari berbagai negara?

Saat ini, Forest City telah menjadi perbincangan luas, bukan hanya karena skala proyeknya, tapi juga karena risikonya yang besar. Meskipun pengembang berusaha mengatasi semua tantangan, banyak yang meragukan keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang proyek tersebut.

Kota buatan senilai Rp1.500 triliun itu mungkin akan menjadi bukti dari taruhan besar dalam dunia real estate dengan segala keberaniannya dan risiko yang mengiringinya. (ARH)

BACA JUGA :  Cadangan Nikel Hanya Cukup untuk 15 Tahun, Menteri ESDM Tegaskan Jangan Boros!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini