RADAR TANGSEL RATAS – Pengusaha Amerika Serikat yang tergabung dalam organisasi Kamar Dagang dan Industri (US Chambers) menyoroti penyelenggaraan Pemilihan Presiden Pilpres 2024 di Indonesia tahun depan. Salah satu sorotan mereka berikan terhadap keikutsertaan dan peluang Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Menurut Senior Director, Southeast Asia, U.S. Chamber of Commerce, Shannon Hayden, saat ini Prabowo disebut masih menjadi calon paling unggul dibandingkan dua kandidat lain: Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
“Ganjar berasal dari partai yang sama dengan Jokowi, tetapi Prabowo memimpin koalisi yang lebih luas, dan Jokowi (meskipun belum secara resmi memberikan dukungan, popularitasnya mencapai 79 persen) telah mengisyaratkan bahwa Prabowo adalah pilihan utamanya untuk melanjutkan kebijakannya,” tulis Hayden dalam pernyataan yang dipublikasikan di website US Chambers, Selasa (5/9) lalu.
Berdasarkan latar belakangnya, kata Hayden, Prabowo adalah figur yang sangat berpengalaman dalam politik dan militer Indonesia. Prabowo juga disebut pernah menjabat di militer dan mencapai pangkat letnan jenderal serta memimpin pasukan khusus Indonesia.
“Tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dalam perannya tersebut menghalangi kedatangannya ke Amerika Serikat selama bertahun-tahun, tetapi larangan tersebut telah dicabut selama ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan,” katanya.
Selain itu, Hayden juga menyebut Prabowo aktif di dunia bisnis. Nusantara Group milik Prabowo, kata Hayden, mengendalikan sekitar 27 perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor, mulai dari kelapa sawit, gas alam, batu bara, perikanan, kertas, hingga pulp.
Usai pencabutan larangan terbang ke AS, Prabowo telah mengunjungi negeri Paman Sam itu. Dalam hal ini Hayden melihat ada tiga makna dibalik kunjungan Prabowo ke AS.
Pertama, Indonesia sedang mencari modernisasi militer, dengan dukungan Amerika Serikat yang ditekankan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan Prabowo dengan Austin di Pentagon.
Selama kunjungannya, Prabowo menyaksikan penandatanganan kesepakatan dengan Boeing di St. Louis untuk pembelian 24 pesawat tempur F-15EX dan juga hadir di Washington saat penandatanganan kesepakatan penjualan hingga 24 helikopter Lockheed Martin/Sikorsky S-70M Black Hawk.
Akuisisi ini akan meningkatkan interoperabilitas dengan Amerika Serikat dan memperluas pilihan untuk latihan bersama. Hal ini menjadi prestasi yang terlihat secara publik bagi Prabowo dalam perannya sebagai Menteri Pertahanan.
Kedua, Jokowi telah berusaha keras untuk tampil netral dalam konflik ini, dengan mengunjungi baik Ukraina maupun Rusia tahun lalu dan menawarkan mediasi antara kedua negara tersebut. Prabowo juga mungkin telah mengubah pendiriannya setelah rencana perdamaian yang ia tawarkan dalam Dialog Shangri-la di Singapura pada bulan Juni mendapat banyak kritik, yang membuat Jokowi secara publik menjauh.
Ketiga, kunjungan ini merupakan kesempatan untuk mempromosikan prioritas domestiknya melalui peningkatan keterlibatan antara AS dan Indonesia. Ini termasuk penciptaan lapangan kerja dan peluang ekonomi melalui kerjasama dalam keamanan pangan, pertukaran pendidikan internasional, inovasi teknologi, dan lainnya.
Menjelang pemilihan presiden pada bulan Februari mendatang, ujar Hayden, Kamar Dagang Amerika dan AmCham Indonesia (American Chamber Of Commerce in Indonesia) akan memeriksa situasi dan program calon secara mendalam dalam US-Indonesia Investment Summit tahunan pada 24 Oktober di Jakarta.
“Dalam lima bulan ke depan, masih ada waktu untuk dinamika pemilihan berubah. Seorang kandidat bisa mundur dan bergabung dengan salah satu tiket calon yang tersisa sebagai wakil presiden. Skandal bisa muncul. Jokowi juga bisa memberikan dukungan tiba-tiba. Tetapi saat ini, Prabowo tampaknya telah mencapai tujuannya dengan kunjungan ke Amerika Serikat dan kembali ke tanah air masih sebagai calon terkuat,” katanya. (ARH)