Mengagetkan! China Berencana Cetak Alquran Versi Gabungan Ajaran Islam dengan Konghucu

0
76
Saat ini diperkirakan 25-50 juta orang penduduk Cina beragama Islam. Dari 56 etnis yang diakui pemerintah China, sebanyak sepuluh di antaranya adalah etnis muslim. Tak mengherankan jika umat muslim bisa ditemukan di seluruh wilayah China, khususnya di bagian barat laut China. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Baru-baru ini beredar rumor bahwa China akan mengubah isi Alquran sesuai dengan versi mereka sendiri. Pemerintah Xi Jinping berencana menggabungkan isi kitab Alquran dengan isi kitab suci agama Konghucu menjadi sebuah kitab tersendiri.

Berdasarkan laporan Radio Free Asia (RFA), disebutkan bahwa modifikasi Alquran versi China itu merupakan bagian dari upaya “sinifikasi” terhadap Islam. Sinifikasi (sinicize) adalah proses mengubah atau memodifikasi sesuatu sesuai dengan budaya China.

Seperti yang dikutip Detik.com (24/9/2023), dijelaskan juga bahwa tujuan “meng-China-kan” Islam ini sudah dirancang sejak tahun 2018. Pada akhir Juli lalu, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi berkumpul di Urumqi, Ibu Kota Xinjiang, untuk membahas penerapan rencana tersebut.

Seperti yang telah diketahui, Xinjiang merupakan wilayah di barat daya China yang memang mayoritas penduduknya muslim, terutama etnis Uighur. Selama ini, pemerintah China dilaporkan kerap mengontrol ketat aktivitas beragama warga Xinjiang hingga menahan jutaan etnis Uighurdi kamp konsentrasi untuk doktrinisasi nilai komunis.

Sementara itu, menurut kantor berita Xinhua, para pejabat dan akademisi China yang berkumpul di Urumqi merasa eksekusi sinifikasi terhadap Islam belum berjalan signifikan sejak rencana itu disusun pada tahun 2018 lalu.

BACA JUGA :  Sukses Antarkan Prabowo Jadi RI-1, Duet Zaki-Ariza Menggema di Jakarta untuk Pilgub 2024, Tinggal Tunggu Restu Presiden Terpilih dan Airlangga?

Sebelumnya, pada tahun 2018, Institut Pusat Sosialisme China (bagian dari Kelompok Kerja Front Persatuan Partai Komunis) menyusun rencana nasional berisi 32 poin untuk sinifikasi masing-masing dari tiga agama monoteistik utama di China. Ketiga agama itu adalah Protestan, Katolik, dan Islam. Rencana itu disebut-sebut bakal dilaksanakan dalam lima tahun ke depan.

Dikabarkan, beberapa tempat di Negeri Tirai Bambu telah dipenuhi dengan ideologi ekstremis. Masjid-masjid meniru arsitektur asing. Umat muslim mengenakan pakaian asing, dan label halal pada makanan diterapkan secara berlebihan. “Beberapa tempat meniadakan ideologi tradisional Islam China,” isi yang ada pada rencana tersebut, seperti dikutip RFA.

Disebutkan pula, Partai Komunis China (PKC) ingin memperkuat pengaruh China dengan membuat Alquran dan hadis dalam versi terjemahan baru. Terjemahan itu nantinya menggunakan Konfusianisme untuk menafsirkan kitab Alquran.

Penafsiran itu sendiri merujuk pada koleksi terjemahan dan tulisan Islam Dinasti Qing dalam Bahasa Mandarin yang dikenal sebagai Kitab Han. Kitab Han adalah kumpulan teks Islam yang menggunakan konsep Konfusianisme untuk menjelaskan teologi Islam.

BACA JUGA :  Khawatirkan Nasib Koalisi, AHY Sebut Dua Partai Politik Saja Koalisi Tidak Akan Jalan

Sejalan dengan hal tersebut, para akademisi dan pejabat menilai Beijing diharuskan bekerja keras lagi untuk bisa memadukan Islam dengan Konfusianisme alias nilai-nilai Konghucu. Salah satu caranya adalah merilis Alquran baru yang diterjemahkan dalam bahasa Tiongkok dan memiliki rujukan yang selaras dengan “semangat zaman.”

“Mengsinifikasi Islam di Xinjiang harus mencerminkan aturan historis tentang bagaimana masyarakat berkembang, melalui konsolidasi kekuatan politik, pengamanan masyarakat, dan pembangunan budaya,” kata Wang Zhen, seorang profesor di Institut Pusat Sosialisme China.

Pemimpin Partai Komunis sekaligus Presiden China, Xi Jinping, pertama kali menyinggung soal sinifikasi agama ini saat berpidato pada tahun 2015 lalu. Dia kemudian menyebut upaya sinifikasi Islam secara spesifik pada 2017.

Islam di mata China memang dipandang sebagai ancaman terhadap keunggulan mereka. Seiring dengan itu, Beijing kerap menganiaya warga muslim yang ada di negara itu, misalnya terhadap etnis Uighur dan Hui. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini