
RADAR TANGSEL RATAS – Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora Fahri Hamzah membuka sayembara terkait buronan KPK kasus korupsi menyangkut pemilu, Harun Masiku. Dalam sayembara ini, Fahri Hamzah akan memberikan Rp 100 ribu kepada siapa pun yang bisa menangkap Harun Masiku.
“Yang bisa tangkap Harun Masiku aku kasih Rp 100.000, OK?” tulis Fahri Hamzah di akun media sosial X, Selasa (31/10/2023).
Soal nominal uang yang terbilang sedikit itu, kata Fahri, memberi izin keterangannya dikutip.
Fahri menuturkan, pekerjaan terbesar KPK menjelang pemilu adalah menangkap Harun Masiku. Menurut Fahri, kasus Harun Masiku merupakan bagian dari kecurangan pemilu.
“Salah satu PR terbesar KPK adalah menemukan Harun Masiku untuk mengungkap salah satu modus terpenting dalam kecurangan pemilu yang pernah ada,” ujar Fahri dihubungi terpisah.
Menurut Mantan Wakil Ketua DPR RI itu, menangkap Harun Masiku adalah hal yang sangat penting. Menjelang Pemilu 2024, kata Fahri, kasus Harun Masiku menjadi pengingat agar pemilu tidak berjalan curang.
“Hal ini penting dilakukan sebelum pemilu berlangsung meskipun waktunya singkat tetapi ini mengingatkan bahwa aktor pemilu curang telah ditemukan untuk mengingatkan yang lainnya agar tidak curang,” tuturnya.
Seperti kita ketahui bersama, hingga saat ini, keberadaan buron Harun Masiku masih misterius, posisinya masih antah-berantah, entah di Tanah Air atau kabur ke luar negeri melalui jalan tikus.
Tapi pada Agustus lalu, Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengungkap keberadaan Harun Masiku ada di Indonesia, merujuk temuan data perlintasan. KPK menyebutkan data perlintasan buron kasus suap itu merupakan data lama.
“Melintasnya terhitung karena memang perlintasan itu, sampai sekarang belum tercatat lagi,” kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur di gedung KPK, Jakarta Selatan, Jumat (11/8).
Menurut Asep, jajaran Hubinter Polri memang menyampaikan informasi soal penanganan tiga buron KPK, termasuk Harun Masiku. Polri, menurut Asep, saat itu menjelaskan mengenai data perlintasan ketika Harun Masiku kembali ke Indonesia.
Data itu diketahui merupakan momen kembalinya Harun Masiku ke Indonesia pada 2021. Saat itu mantan caleg PDIP itu disebut baru kembali dari Singapura.
Tak lama kemudian, KPK mendapatkan informasi keberadaan Harun Masiku ada di luar negeri. KPK menduga Harun bisa pergi dari Indonesia melalui ‘jalur tikus’.
“Tapi dalam perkembangannya info yang kami terima yang bersangkutan itu sudah keluar dari Indonesia, tapi tidak melalui jalur resmi sehingga tidak tercatat pada saat keluarnya. Nah, dari info tersebut kita tindak lanjuti,” ungkap Asep. (ARH)