Edan! Kerusakan di Gaza Lebih Parah Dibandingkan dengan Hiroshima yang Dibom Atom

0
174
Jumlah bahan peledak yang dijatuhkan Israel di Gaza ternyata lebih banyak dibandingkan dengan bom nuklir Little Boy yang dijatuhkan Amerika Serikat di Kota Hiroshima, Jepang, pada akhir Perang Dunia II. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Lembaga pemantau hak asasi manusia Eropa, Euro-Med Human Rights Monitor, menyebut Israel telah menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza, Palestina, sejak 7 Oktober lalu. Diperkirakan, jumlah tersebut setara dengan dua bom nuklir.

Seperti yang dilansir Al Jazeera (14/11/2023), jumlah bahan peledak di Gaza ternyata lebih banyak dibandingkan dengan bom nuklir Little Boy yang dijatuhkan Amerika Serikat di Kota Hiroshima, Jepang, pada akhir Perang Dunia II. Tercatat, bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima menghasilkan 15.000 ton bahan peledak berkekuatan tinggi dan menghancurkan apa pun dalam radius satu mil atau sekitar 1,6 kilometer.

Sementara berdasarkan video citra satelit, gedung-gedung di Gaza hancur lebur imbas gempuran Israel. Dan menurut data terbaru dari PBB dan otoritas Palestina, serangan Israel menyebabkan 222.000 unit tempat tinggal rusak. Dari jumlah tersebut, 40.000 di antaranya hancur total.

Selain itu, Israel juga merusak 278 fasilitas pendidikan, 270 fasilitas kesehatan, 69 tempat ibadah, 45 ambulans, dan 11 toko roti. Tingkat kerusakan yang parah itu dikarenakan Israel menggunakan rudal berpemandu presisi atau yang sering disebut bom pintar.

BACA JUGA :  Duh! Sampah Mikroplastik dari Sisa APD Semakin Banyak Ditemukan di Teluk Jakarta

Menurut pengamat militer Elijah Magnier, penggunaan senjata itu digunakan Israel untuk menargetkan infrastruktur Hamas secara akurat. “Efektivitas senjata-senjata ini dalam mencapai tujuan strategis tanpa menyebabkan kerusakan yang tak proporsional adalah mustahil,” ungkap Magnier.

Bahkan sebelumnya, Menteri Warisan Israel Amihay Eliyahu menyebut opsi penggunaan nuklir di Gaza. Pernyataan itu lantas membuat dia diskors dari pemerintahan Benjamin Netanyahu.

“Pernyataan Eliyahu tidak didasarkan pada kenyataan. Israel dan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari melukai orang yang tidak bersalah,” demikian bunyi pernyataan kantor Netanyahu.

Seperti kita ketahui bersama, Israel melancarkan agresi ke Gaza sejak 7 Oktober lalu. Imbas dari agresi tersebut, lebih dari 11.100 warga Palestina tewas. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban jiwa itu termasuk 4.609 anak-anak dan 3.100 wanita. Sedangkan, Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 28.200 orang mengalami luka-luka. (ARH)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini