RADAR TANGSEL RATAS – Pengguna transaksi QR Code atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) diminta waspada dan berhati-hati ketika melakukan transaksi, terutama di lokasi-lokasi yang tidak resmi. Pasalnya, menurut Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja, transaksi pembayaran menggunakan QR Code memiliki risiko tinggi dibobol hacker.
Ardi menuturkan, seperti yang belum lama ini viral di media sosial, ada seorang nasabah BCA yang kehilangan uang sebesar Rp 68,5 juta dari rekening tabungannya melalui transaksi QRIS. Padahal, nasabah tersebut merasa tidak melakukan transaksi.
Kata Ardi, meskipun belum ada bukti konkrit, hal itu berkaitan dengan keamanan QR Code. Dan menurutnya efisiensi QR Code juga bisa menjadi kelemahan tersendiri untuk pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ardi lalu menjelaskan, bila QR Code di Whatsapp saja dapat dengan mudah disalin dengan handphone orang lain, maka memantau kegiatan orang lain melalui QR Code jadi sangat memungkinkan, bahkan melakukan sadap. Ardi pun berharap, perbankan bisa memberikan edukasi dan literasi kepada nasabah agar kejadian serupa tidak terulang.
Sebelumnya, kasus peretasan dengan menggunakan QR Code juga pernah terjadi di luar negeri dan dikenal dengan istilah QRishing. Sebagai contoh, di Singapura, seorang wanita berusia 60 tahun kehilangan US$ 20.000 setelah memindai kode QR di gerai Bubble Tea.
QR Code tersebut sebenarnya dikira hanya survei, namun ternyata terdapat malware di balik kode QR yang dapat menguasai perangkat korban dan menguras rekening yang dimilikinya. (ARH)
