Pemerintah Setujui Pengembangan Proyek Gas Raksasa Blok Masela Senilai 323 Triliun!

0
198
Kementerian ESDM memperkirakan total investasi untuk pengembangan Lapangan Gas Bumi Abadi Masela diperkirakan mencapai US$ 20,95 miliar atau setara Rp 323,86 triliun (asumsi kurs Rp 15.462 per US$). (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah resmi menyetujui Revisi 2 Rencana Pengembangan I (Plan of Development/ POD I) Lapangan Abadi, Blok atau Wilayah Kerja (WK) Masela di Laut Arafura, Maluku pada 28 November 2023. Persetujuan Revisi 2 POD I ini termasuk persetujuan untuk kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture & Storage/ CCS).

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, total investasi untuk pengembangan Lapangan Gas Bumi Abadi Masela ini diperkirakan mencapai US$ 20,95 miliar atau setara Rp 323,86 triliun (asumsi kurs Rp 15.462 per US$). Perkiraan investasi tersebut termasuk untuk biaya CCS sebesar US$ 1,08 miliar atau sekitar Rp 16,8 triliun.

Tutuka menuturkan bahwa pengembangan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendukung ketahanan energi nasional dan mencapai target produksi gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD), yang sejalan dengan pencapaian target Net Zero Emisions (NZE).

Lebih lanjut, Tutuka menjelaskan bahwa
dengan disetujuinya Revisi 2 POD I Blok Masela ini, maka pemerintah meminta operator Blok Masela, yakni Inpex Masela Ltd, bisa segera melaksanakan aktivitas untuk pengembangan blok migas ini. “INPEX dapat melaksanakan kegiatan pengembangan Lapangan Abadi sesuai POD,” ungkap Tutuka dalam keterangan resmi, Senin (4/12/2023).

BACA JUGA :  Miris! 80.000 Turis Terjebak di Pulau Wisata Sanya, China, Akibat Lockdown

Selain membutuhkan investasi sekitar US$ 20,95 miliar, proyek gas “raksasa” ini juga diperkirakan bakal menelan biaya operasi sebesar US$ 12,98 miliar, dan biaya pascatambang atau Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar US$ 830 juta.

Perlu diketahui, total cadangan gas Lapangan Abadi diperkirakan mencapai sebesar 18,54 triliun standar kaki kubik (TSCF) dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB.

Awalnya, lapangan Abadi Blok Masela memiliki nilai investasi sebesar US$ 19,8 miliar (belum termasuk biaya CCS) dan diharapkan bisa beroperasi pada kuartal kedua 2027. Tapi kini proyek gas “raksasa” Blok Masela ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2030 mendatang.

Tercatat, para pemegang hak partisipasi (Participating Interest/ PI) di Blok Masela ini antara lain Inpex Masela Ltd (65%) dan juga bertindak sebagai operator, lalu ada PT Pertamina Hulu Energi Masela (20%), dan Petronas Masela Sdn Bhd (15%).

Sebagai informasi, Kontrak Kerja Sama (PSC) WK Masela ditandatangani pada 16 November 1998 untuk jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. (ARH)

BACA JUGA :  Waspada Cacar Monyet! Menkes: Jumlah Kasusnya Mungkin Lebih Banyak Dibanding yang Dilaporkan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini