RADAR TANGSEL RATAS – Dalam debat capres kali ketiga pada hari Minggu kemarin (7/1/2024), calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, mengatakan bahwa Program Food Estate (lumbung pangan) yang dicetus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap gagal karena lahan singkong seluas 600 hektar mangkrak.
“Lebih 340 ribu hektare tanah di RI ditambah food estate singkong yang mangkrak dinilai gagal,” ujar Anies. Ia lalu mengklarifikasi bahwa angka lahan Food Estate dinilai terlalu besar. “Saya klarifikasi bahwa angka lahan ini terlalu kecil bukan 320 hektare tapi 340 ribu hektare,” tuturnya.
Menanggapi kritikan Anies, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa program lumbung pangan bukanlah suatu hal yang perlu diperdebatkan. Terlebih, kata dia, sudah ada program lumbung pangan yang berhasil.
“Sudahlah pertanian itu bukan untuk diperdebatkan. Kemarin 600 hektare itu kita sudah tanami jagung, berhasil kan? Singkong juga sementara kita tanami ini luasnya cuma 600 hektare ya, kami rawat ini ada 7,4 juta hektare,” ungkap Amran kepada wartawan di Kantor ID Food, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Menurut Amran, pertanian bukanlah suatu hal yang untuk diperdebatkan, tetapi dikerjakan. “Buktinya, keberhasilan lumbung pangan jagung umurnya sudah 2 bulan, seumur jabatan saya tumbuh subur,” ujarnya.
Selain itu, Amran juga mengklarifikasi isu yang beredar soal adanya tanaman jagung dengan media tanam pot atau polybag di Food Estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Amran menjelaskan bahwa saat itu Kementerian Pertanian tengah melakukan uji coba penyesuaian iklim.
“Ada kemarin yang memelintir itu katanya ditanam di atas pot, kelihatan di videonya bukan di atas pot itu. Kemarin kita uji coba penyesuaian iklim karena bibitnya baru, kemudian bibit baru kita tanam di tempat yang baru, jadi kita menyesuaikan, mengecek, ternyata berhasil. Dan intinya berhasil,” paparnya.
Lebih lanjut, Amran menyebut sangat sepele jika dia dipanggil kembali menjadi Mentan hanya untuk mengurusi ratusan hektare. Sebab, ia mengaku saat ini sedang mengurus jutaan hektare lahan pertanian.
“Terlalu kecil aku dipanggil kembali jadi menteri untuk urusan ratusan hektare, aku urus jutaan hektare. Jadi pertanian itu bukan untuk didebatkan, tapi harus dikerjakan ditanami,” tutur Amran. (ARH)