RADAR TANGSEL RATAS – Usai Debat Capres yang ke-3, pada Ahad, 7 Januari 2024, posisi Anies Baswedan menyalip Ganjar Pranowo. Tetapi, yang paling unggul elektabilitas (keterpilihannya) adalah tetap Prabowo Soebianto.
Pasangan Capres-Cawapres, Prabowo Soebianto-Gibran Rakabuming Raka, saat ini, elektabilitasnya mencapai 43,3 persen (paling tinggi) dari dua pasangan calon (paslon) lainnya: Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Demikian diungkapkan Denny Januar Ali, pendiri/peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny J. A.
“Rangking ke- 2: Anies Baswedan dengan Muhaimin di angka 25,3%. Lalu Ganjar – Mahfud di angka 22,9%,” ucap Denny J. A., sapaan akrab Denny Januar Ali.
Dalam rilis ekspresi data yang disampaikan ke awak media, usai Debat Capres ke-3 itu, Denny menjelaskan. “Prabowo- Gibran unggul telak sekali. Jarak dan selisih elektabilitas mereka lebih dari 17% dibandingkan 2 kompetitornya,” sebut dia.
Berapa Besar Pengaruh Debat?
Bagaimana dengan pengaruh debat capres? Seberapa besar debat itu berpengaruh?
LSI Denny J. A. pun, kata dia, melakukan survei di bulan Desember 2023. Saat itu, survei juga merekam perdebatan capres sebelumnya, ia berujar.
“Ini mengulangi tradisi dan data 5 tahun yang lalu. Setiap pilpres, LSI Denny JA melakukan survei yang juga berisi data soal debat capres,” imbuhnya.
Ternyata, jelas Denny, yang menonton debat itu sebanyak 47,5% dari populasi pemilih Indonesia. “Tapi, tak semua menonton penuh. Ada yang menonton debat capres hanya 1 menit, 5 menit saja, di bawah 10 menit.
Yang menonton debat secara penuh, dari awal hingga akhir, hanya 31% saja dari yang mengaku menonton debat capres. Jika angkanya dikalikan, yang menonton debat capres secara penuh hanya 14 sampai 15% saja dari populasi pemilih,” urainya.
Lalu, dari populasi yang menonton penuh debat presiden itu, seberapa banyak setelah menonton, mereka mengubah pilihannya? “Ini datanya. Ternyata hanya 22,2% yang mengubah pilihannya dari yang menonton debat secara penuh. Karena yang menonton penuh itu hanya 14-15%, maka yang mengubah pilihannya setelah menonton debat hanya 2% sampai 3%,” tukasnya.
Perubahan ini terjadi untuk semua kategori, sambung dia. “Yaitu dari yang memilih menjadi tak mau memilih. Dan sebaliknya juga, dari capres A, B, dan C, yang bertukar posisi memilih capres lain. Setelah debat ini pun, tak banyak elektabilitas capres yang berubah,” tandasnya.
Prabowo-Gibran Butuh 7 Persen untuk Menang 1 Putaran
“Kita bisa buat hipotesis. Di awal Januari 2024, elektabilitas Prabowo- Gibran masih di kisaran 43% lebih. Kini, pasangan Prabowo- Gibran hanya membutuhkan 7% tambahan suara untuk menang satu putaran,” ungkapnya.
Katakanlah jika Prabowo- Gibran gagal menang satu putaran, ucap dia, maka yang muncul di putaran kedua, satu tiket lagi akan diperebutkan oleh pasangan Anies atau pasangan Ganjar. “Tapi, baik Anies ataupun Ganjar, mereka membutuhkan dukungan tambahan 8% sampai 10% lagi untuk lolos ke putaran kedua. Ini situasi elektabilitas capres hari-hari ini, 36 hari menjelang hari pencoblosan, bagi Prabowo-Gibran, untuk menang satu putaran saja, hanya butuh tambahan 7%. Tapi, untuk Anies atau Ganjar, untuk mereka masuk lolos ke putaran kedua, mereka membutuhkan persentasi yang lebih besar lagi: 8% hingga 10%,” terangnya.
Untuk selengkapnya, pembaca dan pemirsa dapat melihat di link YouTube Channel ratas tv di bawah ini. (AGS)