Jusuf Kalla Sebut Pilpres 2024 Bakal Berlangsung Dua Putaran dan Akan Ada Koalisi Baru

0
269
Untuk Pipres 2024, sudah ditetapkan dalam aturan bahwa pasangan calon terpilih harus meraih lebih dari 50% suara dengan setidaknya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), memprediksi bahwa peluang pemilihan presiden (Pilpres) satu putaran semakin menipis pasca debat capres ketiga pekan lalu. Menurut JK, ada kecenderungan pemenang kedua dan ketiga akan menjadi koalisi baru dalam putaran kedua.

“Biasanya yang selalu bersatu itu, yang nomor, artinya partai yang rankingnya ya bukan nomornya, ranking 2 dan 3 biasanya itu sehingga bikin koalisi baru. Saya juga dulu waktu 2004 kan banyak partai itu ada koalisi baru tapi kita tetap menang,” ungkap JK dikutip dari Youtube CNN Indonesia, Sabtu (13/1/2024).

Untuk Pipres 2024 sudah ditetapkan dalam aturan bahwa pasangan calon terpilih harus meraih lebih dari 50% suara dengan setidaknya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

Dengan potensi pemilihan dua putaran yang dilakukan pada 26 Juni 2024, pesta politik kali ini mengingatkan pada Pilpres sebelumnya, seperti Pilpres 2004 yang berlangsung dengan lima paslon dan berakhir di putaran kedua dengan persaingan ketat.

BACA JUGA :  Ampun! Cuma Gara-Gara Googling Nama Kim Jong Un, Seorang Intel Korut Divonis Mati

Dalam survei terbaru dari beberapa lembaga, pasangan Prabowo-Gibran masih menduduki peringkat pertama. Sementara posisi kedua dan ketiga diduduki oleh Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud. Posisi dua dan tiga seringkali berganti.

Tercatat, data menunjukkan bahwa survei yang dilakukan oleh LSN menunjukkan Prabowo-Gibran lebih unggul dibandingkan paslon lainnya dengan hasil 49,5%. Hanya survei tersebut yang mampu menghasilkan perolehan suara hampir menembus 50%. Ditambah lagi, analisis ini belum mempertimbangkan jumlah perolehan suara sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.

Mesk demikian, hasil survei juga masih memungkinkan berbeda dengan hasil perolehan suara nanti, sehingga dapat mengubah hasil perolehan suara. Selain itu, panasnya debat capres dan masa kampanye saat ini juga dapat mengubah pilihan masyarakat.

Selain itu, terdapat variabel dari responden yang belum menentukan/tidak tahu/enggan menjawab/merahasiakan pilihannya. Berdasarkan hal tersebut, analisis ini masih belum dapat memastikan hasil akhir, namun dapat menjadi gambaran adanya kemungkinan pilpres dua putaran. (ARH)

BACA JUGA :  Tertangkap, 7 ABG Depok Bawa Bulu Perindu dan Jimat Semar Mesem untuk Tawuran

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini