Mantab! Pemerintah Genjot Proyek Transmisi Gas Bumi Pengganti LPG, Lebih Simpel dan Hemat!

0
160
Pembangunan pipa transmisi gas bumi. Pemanfaatan transmisi gas bumi diyakini bakal membantu pemerintah mengurangi impor LPG. Selain hemat devisa, masyarakat juga bakal dengan mudah mendapatkan energi di rumah, cukup hanya dengan membuka kerannya. (foto: istimewa)

RADAR TANGSEL RATAS – Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah terus menggenjot proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi hingga ke dapur-dapur rumah tangga (RT). Pemerintah ingin nantinya setiap rumah tidak lagi menggunakan LPG untuk memasak.

Menurut Menteri ESDM Arifin Tasrif, sejumlah proyek pipa transmisi gas bumi tengah digarap pemerintah, antara lain proyek pipa gas bumi Dumai-Sei Mangkei sepanjang 400 kilometer (km) dan proyek pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) 255 km. Jika proyek pipa gas ini rampung, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur.

Proyek ini, kata Arifin, diyakini bakal membantu pemerintah mengurangi impor LPG sehingga menghemat devisa. Terlebih, impor LPG Indonesia berkisar di 5-6 juta ton per tahun. Selain itu, masyarakat juga tak perlu lagi menenteng ‘gas melon’ alias LPG 3 kg.

“Selain hemat devisa, kita mempermudah masyarakat untuk bisa mendapatkan energi di rumah. Tidak perlu lagi harus gotong-gotong ‘melon’ 3 kg, cukup dia buka kerannya. Nyalalah dapurnya,” tutur Arifin dalam Konferensi Pers terkait Capaian Kinerja Sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024, Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

BACA JUGA :  Nah Loh! Tiba-Tiba Saja NasDem Malah Usung Anies-Cak Imin, Kenapa Begitu?

Meski demikian, untuk merealisasikan program tersebut, pemerintah harus terlebih dulu merampungkan infrastruktur penyambung gas alam dengan kawasan permukiman. Karena itulah proyek pipa transmisi gas bumi terus dikebut. Dengan rampungnya proyek pipa Dumai-Sei Mangkei dan Cisem, maka jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur.

“Kita mengoptimalkan transmisi interkoneksi antarkota ini agar kota-kota besar yang terlintas maupun kota kecil bisa terlintasi sambungan pipanya. Ini akan kita sambung lagi untuk membangun jaringan gas di kota-kota. Ini tempat hub-hub yang akan dilalui jaringan gas tersebut,” papar Arifin.

Lebih lanjut, Arifin menjelaskan banyak negara sudah memanfaatkan gas alam untuk sumber-sumber kebutuhan energi rumah tangga. Begitu juga hotel, tempat rekreasi. “Kita juga harus mengupayakan itu,” ujarnya.

Arifin menambahkan, kebutuhan gas domestik berpotensi makin membesar, sementara tren ekspor makin menurun. Paralel dengan pembangunan pipa gas tersebut, kata Arifin, pemerintah juga akan menggenjot suplai gas dari sumber-sumber dalam negeri. “Kita akan manfaatkan gas ini untuk mendukung fase transisi energi kita,” tuturnya.

BACA JUGA :  Ekspor Bijih Bauksit dan Konsentrat Tembaga Bakal Dilarang, Ribuan Pegawai Freeport Cs Terancam PHK

Perlu diketahui, pembangunan transmisi pipa gas bumi merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Pemerintah menargetkan proyek pipa gas bumi Dumai-Sei Mangkei sepanjang 400 Km selesai pada 2027. Penyelesaian proyek pipa gas Dumai-Sei Mangkei tersebut merupakan bagian dari upaya antisipasi kelebihan gas bumi yang ada di Laut Andaman.

Total anggaran yang akan dipakai untuk pembuatan pipa gas Dumai-Sei Mangkei adalah Rp 6,6 triliun. Anggaran itu akan digunakan untuk membiayai penyaluran potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.

Terkait dengan itu, pemerintah juga mendorong penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah selesai pada tahun 2023, dan pipa gas bumi Cisem Tahap II yang dijadwalkan rampung pada tahun 2025 nanti.

Pemerintah memperkirakan akan ada penambahan penerima jaringan gas kota (jargas) di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangkei sebanyak 600 ribu SR. Program tersebut diyakini akan mengurangi subsidi LPG 3 kg yang angkanya Rp 630 miliar per tahun, dan akan menghemat devisa impor LPG Rp 1,08 triliun per tahun. (ARH)

BACA JUGA :  Sandiaga Uno Pindah ke PPP, Refly Harun Menduga Itu Skenario Istana untuk Amankan Pilpres 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini