RADAR TANGSEL RATAS – Hingga saat ini, jutaan warga Palestina masih terjebak di Jalur Gaza dengan keterbatasan akses ke makanan, obat-obatan, air bersih, dan tempat aman untuk berlindung akibat dikepung Israel. Bombardir Israel telah menghambat pasokan bantuan kemanusiaan memasuki wilayah kantong tersebut sehingga warga sipil terpaksa memakan rumput agar tidak kelaparan.
Seperti yang dilansir Middle East Monitor (11/2/2024), hal itu disampaikan oleh lembaga kemanusiaan ActionAid di tengah ancaman bahwa Israel berencana meluncurkan invasi darat ke bagian selatan Gaza, Rafah. Padahal, di kawasan ini lebih dari 1,4 juta warga Palestina —setengah dari total populasi di Gaza— mengandalkan tenda-tenda tidak layak untuk mengungsi sejak tempat tinggal mereka dibombardir Israel.
“Orang-orang sekarang sangat putus asa sehingga mereka makan rumput sebagai upaya terakhir untuk mencegah kelaparan,” ungkap Koordinator Advokasi dan Komunikasi ActionAid, Riham Jafari.
Selain situasi kemanusiaan dan kurangnya makanan, air dan perawatan medis, penduduk Gaza yang telah berpindah lokasi pengungsian beberapa kali sejak 7 Oktober, sekarang juga berisiko dipaksa keluar dari tempat penampungan.
“Tidak ada tempat tersisa bagi orang-orang di Gaza untuk melarikan diri. Lebih dari 85% dari 2,3 juta penduduknya terpaksa meninggalkan rumah mereka selama empat bulan terakhir, dengan banyak yang mengungsi beberapa kali,” tulis ActionAid dalam sebuah pernyataan.
ActionAid juga menyatakan bahwa gelombang besar orang yang tiba di Rafah telah memberikan tekanan besar pada infrastruktur dan sumber daya, tapi orang-orang terus berdatangan dalam jumlah ribuan.
Kepadatan sangat ekstrem di kantong-kantong pengungsian, dengan ruang yang tersedia hanya ditutupi tenda. Beberapa di antaranya adalah tenda bagi 12 orang lebih. Ribuan orang hidup berdesakan di tempat penampungan yang semakin tidak sehat, karena ratusan orang berbagi untuk satu toilet.
ActionAid mencatat, setiap orang di Gaza sekarang kelaparan, dan orang-orang hanya memiliki 1,5 hingga 2 liter air yang tidak aman per hari untuk memenuhi semua kebutuhan mereka.
“Tanpa cukup makan dan tanpa pakaian yang memadai untuk cuaca dingin dan hujan, orang lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi yang menyebar dengan cepat melalui populasi,” ungkap ActionAid. (ARH)