RADAR TANGSEL RATAS – China akan kembali meningkatkan anggaran pertahanannya sebesar 7,2% menjadi 1,67 triliun Yuan (Rp 3.656 triliun) pada tahun 2024. Laporan tentang meningkatnya anggaran pertahanan itu dirilis langsung oleh Kementerian Keuangan China dalam pertemuan parlemen tahunan di Beijing.
Seperti yang dilansir CNBC International (5/3/2024), ekspansi anggaran militer Beijing pada tahun 2024 mengikuti peningkatan sebesar 7,2% pada tahun lalu serta lonjakan sebesar 7,1% pada tahun 2022. Sementara di tahun 2021, anggarannya juga naik 6,8%, dan di 2020 biaya militer mengalami peningkatan sebesar 6,6%.
Tercatat, anggaran militer resmi China berada di urutan kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Meski demikian, beberapa perkiraan tidak resmi menunjukkan bahwa skala pengeluaran militer Beijing mungkin lebih besar daripada yang diklaim secara resmi.
Kenaikan anggaran militer juga terjadi saat China menyatakan akan terus melawan plot kemerdekaan Taiwan. Dalam laporan terbaru, Selasa (5/3/2024), pemerintahan Presiden Xi Jinping menyebut eunifikasi sebagai ‘keniscayaan sejarah’.
“Kami berjanji untuk tegas menentang kegiatan separatis yang bertujuan untuk ‘kemerdekaan Taiwan’ dan campur tangan eksternal,” ujar laporan terbaru pemerintah, seperti yang dilansir CNBC International.
Li Ming-jiang, seorang sarjana pertahanan di Rajaratnam School of International Studies di Singapura, mengatakan bahwa meskipun perekonomian China sedang mengalami kesulitan, Taiwan merupakan pertimbangan utama bagi belanja pertahanan Beijing.
“China menunjukkan bahwa dalam dekade mendatang, mereka ingin mengembangkan militernya hingga siap memenangi perang jika tidak punya pilihan selain berperang dengan Taiwan,” ungkap Li, seperti yang dilansir Reuters, Selasa (5/3/2024).
Tak hanya Taiwan, China juga bersitegang soal Laut China Selatan (LCS). Pada hari Selasa, Filipina menuduh penjaga pantai China melakukan manuver berbahaya yang menyebabkan terjadinya tabrakan antara kapal Beijing dan salah satu kapal berbendera Filipina dalam perjalanan ke Second Thomas Shoal di perairan tersebut.
Dan itu bukan pertama kalinya kapal China “bentrok” dengan kapal Filipina. Sebelumnya, beberapa insiden yang melibatkan keduanya sering terjadi di wilayah Kepulauan Spratly.
China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari lautan itu berada di dalam “sembilan garis putus-putus”, yang mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Bahkan, China juga dilaporkan telah membangun kota bernama Shansa dengan luas 800 ribu mil persegi di Kepulauan Paracel.
Tak pelak, anggaran pertahanan China kini diawasi dengan ketat oleh negara-negara tetangga dan Amerika Serikat (AS). Menurut Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London, pembelian senjata baru China kemungkinan akan menghabiskan sebagian besar anggaran, karena militernya berupaya mencapai tujuan Xi Jinping yang ingin menerapkan modernisasi penuh pada 2035. (ARH)
Wow, wonderful blog layout! How lengthy have you been running a blog for?
you make blogging glance easy. The total look of your
site is excellent, let alone the content material! You can see similar here sklep internetowy