Pilkada Tangsel Minim TPS Ramah Disabilitas dan Rendahnya Partisipasi Pemilih

0
19

RATAS – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diprediksi menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya minimnya jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang ramah disabilitas dan rendahnya partisipasi pemilih. Hal ini terungkap dalam simulasi yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel.

Partisipasi Pemilih Kurang dari 50 Persen

Komisioner Bawaslu Tangsel, Antonius Didik Trihatmoko, mengungkapkan bahwa simulasi Pilkada menunjukkan angka partisipasi pemilih yang rendah, dengan hanya sekitar 35 persen dari undangan yang hadir untuk mencoblos di TPS. Dari 418 undangan yang disebar, hanya 148 pemilih yang datang.

“Hasil simulasi Pilkada menunjukkan tingkat partisipasi di bawah 50 persen. Dari 418 undangan, hanya 148 yang hadir mencoblos,” ujar Didik, Senin (4/11/2024).

Minimnya TPS Ramah Disabilitas

Selain rendahnya partisipasi pemilih, Didik juga menyoroti minimnya TPS yang ramah disabilitas. Fasilitas ini sangat penting untuk memastikan pemilih penyandang disabilitas dapat memberikan hak suaranya tanpa hambatan. Ia berharap hal ini menjadi perhatian penting agar tidak terjadi kendala pada hari pemilihan.

BACA JUGA :  KPU Tangsel: 454 Ribu Pemilih Golput dalam Pilkada 2024

“TPS yang ramah untuk pemilih disabilitas harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai ada hambatan bagi penyandang disabilitas, mulai dari akses menuju TPS hingga fasilitas di dalamnya. Evaluasi dari simulasi ini harus dioptimalkan untuk memastikan tidak ada kesalahan saat pelaksanaan pemungutan suara,” tegas Didik.

KPU Tangsel Berharap Peningkatan Sosialisasi

Sementara itu, Komisioner KPU Tangsel, Ajat Sudrajat, mengatakan bahwa dalam penentuan lokasi TPS, KPU mempertimbangkan beberapa faktor, termasuk kepadatan penduduk dan karakteristik wilayah, seperti perumahan elite. Dalam simulasi kali ini, perumahan elite dipilih untuk melihat sejauh mana partisipasi pemilih di kawasan tersebut.

“Memang benar bahwa partisipasi pemilih dalam simulasi ini masih di bawah 50 persen. Harapannya, setelah simulasi ini, khususnya untuk pemilih yang tinggal di klaster atau perumahan elit, partisipasinya dapat meningkat dengan lebih banyak sosialisasi,” kata Ajat.

Ajat menambahkan, KPU Tangsel berharap setelah terbentuknya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), sosialisasi terkait pemungutan suara bisa semakin masif. “Setelah KPPS dilantik, mereka akan mengumumkan jadwal pemungutan suara, dan kami berharap informasi tersebut bisa lebih tersebar luas dan mencapai seluruh lapisan masyarakat,” tutupnya. (HDS)

BACA JUGA :  Bacaleg PSI Dukung Penuh Pencarian Bibit-bibit Muda Karateka Tangsel

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini