RATAS – Dipimpin Ketua Umum (Ketum) David Chandrawan, S. T., M. M., Ikatan Alumni PPM School of Management (IKA PPM) melakukan penanda tanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI) International Business School, Jakarta. Mereka menjalin kerja sama dalam mengembangkan produk, inovasi dan manajemen para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Rawa Jati, Jakarta Selatan.
IPMI sendiri merupakan salah satu pionir pendidikan magister administrasi bisnis di Indonesia. Yakni, dengan memanfaatkan pendekatan pedagogi berbasis kasus Harvard dan pengalaman holistik proyek internasional kehidupan nyata yang mengintegrasikan teori dan praktik.
Kerja sama kedua institusi tersebut dalam rangka pengabdian masyarakat menciptakan dampak nyata pada komunitas lokal, menumbuhkan sinergi penelitian dan inovasi di bidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Juga, untuk mengembangkan produk, inovasi, dan manajemen dari para pelaku UMKM di sekitar area Rawajati Jakarta Selatan.
Penanda tanganan kerja sama (PKS) ini dilakukan David Chandrawan, S. T., M. M., selaku Ketua Umum IKA PPM dan Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah, M. Sc., Ph. D. yang merupakan rektor IPMI Business School, Jakarta. Kegiatan itu berlangsung di Kampus IPMI, Jl. Rawajati Timur I/1, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu, 09 November 2024.
Acara tersebut dihadiri civitas academica PPM School of Management beserta jajaran pengurus. Dan, beberapa anggota IKA PPM, Ikatan Alumni dan civitas academica IPMI.
Tingkatkan Kualitas UMKM
Dalam sambutannya, Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah, M. Sc., Ph. D. mengatakan, acara penanda tanganan PKS ini dilakukan dengan tujuan untuk menjalin kerja sama dengan IKA PPM. “Yakni dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) para praktisi dan penggiat UMKM yang ada di area Rawajati, Jakarta Selatan,” paparnya.
Kata M. Aman, kerja sama ini dilakukan juga dalam rangka untuk pengabdian masyarakat (community service). “Dengan membangun program-program yang berkaitan dengan pengabdian masyarakat juga sebagai sarana pertukaran sumber daya (resources exchange). Misalnya, membuat proyek-proyek pengabdian masyarakat yang dapat membuka kesempatan untuk IKA PPM dan IPMI guna saling bertukar kemampuan dan pengetahuan,” tandasnya.
Pendampingan UMKM Rawajati
David Chandrawan, S. T., M. M., selaku ketua umum IKA PPM yang didampingi Sekjen Yan Wibisono, S. Si., M. M. dan Ketua Bidang 4 Tanggung Jawab Sosial, Liena Prajogi, S. E., M. M. mengatakan, pihaknya sangat concern terhadap pendampingan UMKM. “IKA PPM melakukan program bimbingan dan pembinaan yang diberikan kepada pelaku UMKM. Pendampingan UMKM bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha melalui konsultasi, bimbingan, dan advokasi,” urainya.
Dijelaskan David, kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan UMKM itu banyak. Antara lain:
A. Peluncuran Program Edu Wisata
Program ini berupa penataan kegiatan UMKM Rawa Jati. Agar, dijadikan destinasi edu wisata serta meningkatkan infrastruktur cara pembayaran QRIS pada beberapa lokasi bisnis di Rawajati
B. pengembangan keberlanjutan komunitas dan UMKM dengan cara brainstorming, Focus Group Discussion menggali kebutuhan, seminar kewirausahaan, Workshop Foto Produk dan Pembuatan Konten Mensos dan pendampingan untuk mengikuti pameran atau expo lokal/internasional.
Berikan Kontribusi Berharga
Koordinator kegiatan pendampingan UMKM Rawajati dari IKA PPM, Liena Prajogi, S. E., M. M. menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan kontribusi berharga. Tidak hanya untuk alumni PPM, tetapi juga seluruh praktisi dan penggiat UMKM.
“Sebagai ketua bidang di IKA PPM yang bertanggung jawab kepada lingkungan sekitar, salah satu peran kami yakni melakukan pendampingan sesuai dengan kebutuhan produk UMKM Rawa Jati. Pendampingannya dapat berupa pemberian motivasi, konsultasi usaha, peningkatan kapasitas, pembiayaan maupun bentuk pendampingan lainnya,” ungkapnya.
Usaha UMKM yang Dirintis Mulai dari Peduli Terhadap Sampah
Pengolahan sampah adalah suatu masalah yang akan selalu membayangi masyarakat selama hidup. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan sehari-hari, sampah akan selalu dihasilkan.
Sampai saat ini, proses pengolahan sampah hanya dilakukan dengan cara dibakar atau dikumpulkan dan dibuang di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir, yang pada akhirnya akan dibakar juga. Begitu juga dengan masyarakat di Daerah Rawa Jati, Jakarta Selatan yang melakukan pengolahan sampah dengan cara dibakar.
Diperlukan alternatif proses pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengolah sampah menjadi POC.
Proses pembuatan POC menggunakan gula pasir dilakukan dengan melakukan pencampuran sampah dapur dengan air dan Trichoderma. Dalam proses produksi ini, Trichoderma berlaku sebagai aktivator agar fermentasi dapat berjalan.
Proses fermentasi berjalan dengan jangka waktu cukup lama yaitu 20 hari. Hasil fermentasi menunjukkan adanya perubahan warna dan bau dari sampah dapur.
Cairan yang dihasilkan dari proses fermentasi tersebut dapat digunakan langsung dengan dicampur tanah tanaman. Penggunaan pupuk cair organik dari sampah rumah tangga memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.
Program pembuatan pupuk cair oleh UMKM Rawa Jati ini diharapkan dapat menjadi contoh yang baik untuk masyarakat dalam mengelola sampah organik secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pengetahuan praktis kepada masyarakat tentang cara membuat pupuk cair yang mudah dan murah, serta bermanfaat pada lingkungan dan pertanian. (AGS)