RATAS – Sebanyak 1.917 warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tercatat sebagai orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dari jumlah tersebut, 910 ODHA telah berhasil mencapai kondisi tersupresi, yang berarti potensi penularan mereka telah berkurang, meskipun bukan berarti mereka sembuh sepenuhnya.
Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, menargetkan bahwa pada tahun 2030, kota ini akan bebas dari penyebaran virus HIV/AIDS.
“Lima tahun ke depan, semua yang tadi tersupresi diharapkan dapat stabil, dan tidak ada lagi penularan baru,” kata Benyamin, Jumat (13/12/2024).
Pemkot Tangsel terus berupaya memperluas kampanye penanganan dan pencegahan HIV/AIDS. Selain itu, fasilitas kesehatan di Tangsel, baik yang dimiliki pemerintah maupun swasta, telah dilengkapi untuk melakukan skrining hingga pengobatan HIV/AIDS.
“Saat ini, untuk penanggulangan AIDS dan pengobatan, sudah ada enam dokter yang tersedia. Ke depan, kami akan menambah jumlah tenaga medis, termasuk menyediakan layanan di puskesmas. Insya Allah, obat-obatannya akan tetap tersedia melalui pemerintah pusat,” ujar Benyamin.
Data menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS di Tangsel mayoritas dialami oleh kelompok usia produktif, yakni mereka yang berusia antara 25 hingga 49 tahun. Beberapa kasus juga ditemukan pada anak-anak.
Pemkot Tangsel mengimbau masyarakat untuk melakukan skrining HIV/AIDS secara rutin di fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan pencegahan dan pengobatan. Selain itu, masyarakat diminta untuk menghindari perilaku berisiko, seperti penyimpangan seksual, dan mewaspadai penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau transfusi darah yang tidak aman.
“Bagi yang belum tertular, kami imbau untuk berhati-hati. Jika merasa ada perubahan pada ketahanan tubuh, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan kami,” tambah Benyamin.
Langkah pencegahan dan penanganan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target Tangsel bebas HIV/AIDS pada 2030. (HDS)